Industri sawit adalah salah satu industri andalan Indonesia. Berdasarkan data kementerian perdagangan, ekspor kelapa sawit mencapai 19,19 miliar dolar AS pada periode Januari-Oktober 2023. Pencapaian tersebut mengantarkan sawit menjadi komoditas dengan jumlah ekspor tertinggi di Indonesia. Tidak heran, salah satu produknya yaitu CPO, sangat diminati di pasar global khususnya industri makanan, kosmetik, bahan kimia, dan energi.
Sayangnya pada tahun 2019, sawit Indonesia mengalami diskriminasi oleh kebijakan RED II Uni Eropa. Kelapa sawit dikatakan sebagai komoditas yang berisiko tinggi. Perkebunan kelapa sawit dinilai merusak hutan dan berdampak negatif pada keberlanjutan alam.
Indonesia memiliki komitmen net zero emission. Oleh karena itu, industri kelapa sawit tidak akan dibiarkan mencemari lingkungan. Melalui BPDPKS, pemerintah mengelola dana untuk kemajuan dan keberlanjutan industri ini. Namun, masih banyak masyarakat yang belum tahu mengenai industri sawit, alasan kelapa sawit dianggap merusak alam, dan belum mengenal BPDPKS. Maka dari itu sebelum mengenal BPDPKS, mari kita memahami lebih dulu proses bisnis industri sawit.
Proses Bisnis Industri Kelapa Sawit
- Pembukaan dan persiapan lahan menjadi tantangan terbesar dalam industri ini. Pengusaha harus membuka hutan yang berdampak negatif pada flora, satwa, masyarakat adat, dan lingkungan. Terutama jika yang dibuka adalah lahan bertanah gambut. Tanah gambut adalah tanah dengan kandungan CO2 yang tinggi sehingga berpotensi melepaskan gas rumah kaca terutama jika dibakar.
- Tenang saja, Indonesia telah memiliki jawaban atas tantangan ini melalui standar ISPO.
- Penanaman, pemeliharaan, dan panen menjadi tahapan selanjutnya dari proses industri ini. Kelapa sawit akan berbuah dalam waktu 3-4 tahun dan akan terus berbuah hingga 30 tahun. Dalam proses ini, tidak besar dampak negatif yang ditimbulkan.
- Pengolahan adalah tahapan final untuk memproses tandan buah segar menjadi produk jadi ataupun setengah jadi. Kelapa sawit dapat diolah menjadi beberapa produk, salah satu yang terkenal adalah CPO. Proses pengolahan juga menjadi tantangan karena menghasilkan limbah berupa cangkang sawit, tandang buah, limbah cair, dan lainnya. Namun, limbah ini akan diolah menjadi biomassa sehingga tidak mencemari lingkungan.
Peran BPDPKS dalam Industri Sawit
BDPKS memiliki peran krusial dalam pengembangan industri sawit. BPDPKS melaksanakan mandat-mandat untuk meningkatkan kemajuan industri kelapa sawit. Sayangnya masih banyak masyarakat yang awam terhadap BPDPKS. Maka, berikut ini adalah peran-peran luar biasa yang dijalankan oleh BPDPKS dalam Permentan Nomor 3 Tahun 2022 tentang Pengembangan Sumber Daya Manusia, Penelitian dan Pengembangan, Peremajaan, serta Sarana dan Prasarana Perkebunan Kelapa Sawit.
- Penelitian dan Pengembangan Kelapa sawit
Penelitian dan pengembangan dilakukan demi memperoleh pengetahuan dan penciptaan inovasi mengenai pemuliaan, budi daya, panen, dan pengolahan kelapa sawit. Dalam hal ini, BPDPKS memenuhi kebutuhan dan memberikan dukungan dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan. Dengan peran tersebut, BPDPKS menjadi pendukung penting dalam hal pembiayaan.
Apalagi, tujuan dari kegiatan ini adalah memperoleh inovasi-inovasi dalam hal kemajuan sawit berupa pencarian bibit unggul, pemeliharaan yang lebih efisien, bahkan strategi pemasaran yang terbaik.
- Peremajaan Kelapa Sawit
Program peremajaan sawit rakyat (PSR) merupakan program pembaharuan kebun kelapa sawit yang telah memenuhi syarat dengan benih-benih yang lebih berkualitas. BPDPKS akan menerima rekomendasi teknis dari Dirjen Perkebunan atas kebun-kebun yang memperoleh peremajaan. Dengan program ini, produk sawit Indonesia berpotensi lebih unggul dan bisa bersaing dalam hal kualitas dengan tetap menghemat biaya.
- Pendanaan Perkebunan
Sebagai badan yang menghimpun dana perkebunan, BPDPKS juga membantu pendanaan industri kelapa sawit. Bantuan ini dapat digunakan untuk dukungan manajemen dan pembangunan kebun. Dukungan manajemen berupa sosialisasi, pendampingan, verifikasi usulan, penilaian fisik kebun, dan pengawasan. Dengan program ini BPDPKS dapat membantu para pengusaha untuk menekan biaya dari industri sawit yang akan berdampak positif pada permintaan sawit.
- Pembinaan, Monitoring, dan Evaluasi
Permentan tersebut menyebutkan bahwa BPDPKS menjadi salah satu pihak yang melakukan pembinaan, monitoring, dan evaluasi. Melalui pembinaan, industri sawit dapat mengembangkan organisasi, meningkatkan kerja sama, bahkan menyelesaikan masalah teknis. Selanjutnya, monitoring dan evaluasi berupa penilaian kemajuan fisik dan peremajaan sawit. Berdasarkan hal ini, peran luar biasa BPDPKS terlihat jelas karena selain memberikan dukungan finansial, juga memberikan dukungan aksi non-finansial.
- Dukungan pada Sertifikasi Indonesia Sustainability Palm Oil (ISPO)