Sudah memasuki minggu ketiga bagi umat muslim dalam menjalankan ibadah bulan Ramadhan tahun ini. tentunya bukanlah hal yang baru bagi setiap umat muslim di seluruh dunia untuk melaksanakan ibadah ini, namun yang membedakan dalam setiap masa bulan Ramadhan bagi individu muslim sendiri yaitu hikmah yang didapatkan untuk menjadikan aktualitas diri lebih baik dari sebelumnya.
Ramadhan tahun ini memang sangatlah berbeda bagi Sebagian orang, karena kecenderungan tingkah sosial dalam media massa. Selama berlangsungnya bulan Ramadhan selama hampir dua minggu terakhir ini, kita sudah mendapati berbagai hal sangat Crince kalau istilah anak kerennya. Banyak tingkah laku yang bertebaran di media sosial dalam bentuk foto maupun video menjadikan fokus setiap muslim menjadi terdistraksi dalam menjalankan ibadah suci bulan Ramadhan ini. Memang bukan salah kita semua distraksi itu terjadi,
"Karena memang ketika sesorang hendak melakukan kebaikan maka pasti ada saja halangan yang menyertai, maka tinggal kita apakah ingin melayaninya atau meninggalkannya."
Maka dari itu, jika kita menyadari bahwa bulan Ramadhan merupakan bulan yang amat suci sudah sepatutnya jika kita menginginkan untuk meninggalkan perkara perkara yang bisa membuat fokus ibadah di bulan Ramadhan ini menjadi terdistraksi. Karena hal tersebut sudah diisyarakatkan dalam firman Allah surat Al -- Baqarah ayat 183.
"Hai orang -- orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kalian agar kalian bertaqwa."
Allah telah memerintahkan kita untuk terus bertaqwa kepadanya, di dalam ayat tersebut Allah telah memerintahkan kita untuk berpuasa karena dengan adanya berpuasa manusia dituntut untuk menyadari bahwa manusia merupakan hamba sahaya, yang hanya bisa mengikuti ajaran ajaran orang terdahulu kita yaitu para ulama yang bersambung sanadnya sampai ke Rasulullah Muhammad, Nabi agung umat muslim.
Namun bagaima cara agar manusia bisa terus bertaqwa kepada Allah di setiap waktunya?. Tentunya dengan kerja keraslah manusia harus selalu mengingat Allah atau melakukan dzikir kepada Allah serta menyadari bahwa tanpa kekuasaaNya manusia tidak bisa melakukan pekerjaan apapun. Hal itu merupakan sebuah ibadah untuk melakukan perintah Taqwa. Namun disamping itu, jika manusia masih kerap melayani hawa nafsu yang acap kali menuntun kedalam jurang kesenangan dunia, manusia akan susah untuk bisa fokus melakukan dzikir kepada Allah, karena dirinya menjadi lebih suka terlena oleh keindahan yang disediakan oleh dunia padahal di dunia ini manusia tidak bisa luput dari pengawasan Allah yang maha melihat perilaku setiap makhluknya.
PUASANYA ULAR DAN ULAT.
Jika berbicara mengenai puasa, manusia bisa mererungi kisah cara berpuasanya Ulat dan ular. Ulat dan ular tidak lain merupakan makhluk ciptaan Allah yang hidup di muka bumi ini, dan tentunya semua yang telah diciptakan oleh Allah di Alam semesta ini tidaklah sia sia. Maka dari itu, kita bisa mengambil hikmah melalui peristiwa tersebut. Jika dilihat ulat merupakan termasuk hewan yang paling rakus dibanding hewan yang lain lain, hampir di setiap waktunya ulat menghabiskan waktunya untuk makan dedaunan yang ada depannya, sehingga maklum jika badan yang dimilikinya berlekuk lekuk gemuk, namun jika dikira sudah bosan untuk makan secara sadar ulat akan berhenti makan dan melakukan puasa dengan cara tidak makan dan mengasingkan diri kepada dunia luar, cara berpuasanya ulat memang dipersiapkan untuk menjadikan dirinya menjadi berkualitas. Di waktu puasa tersebut ulat akan membungkus tubuhnya rapat rapat menggunakan kepompong sehingga tubuhnya bisa terhindar oleh pengaruh dunia luar termasuk hobi makannya. Namun setelah kurun beberapa waktu jika puasanya telah lunas, ulat akan keluar dengan keindahaan menawannya, tubuhnya menjadi seekor kupu kupu yang indah dipandang, berterbangan bebas tanpa ditolak oleh pihak manapun termasuk manusia, karena kekaguman yang dimiliki ulat manusia sering menjadikan kupu kupu sebagai objek keindahaan makhluk ciptaan tuhan, berbeda ketika tubunya masih menjadi ulat dan rakus maka acap kali di tolak di berbagai situasi.
Berbeda dengan ular, memang secara sistematis untuk menjaga kelangsungan hidupnya, Ular harus mengganti kulitnya setelah beberapa waktu bertahan, ular tidak bisa terus menerus menetap pada kulit yang sama, maka dari itu ketika sudah waktunya untuk berganti kulit maka ular akan berpuasa, tidak makan dan tidak minum dalam kurun waktu tertentu. Setelah puasanya selesai maka kulit luar dari ular akan terlepas dan muncul kulit yang baru, namun setelah puasanya selesai perbedaan yang dihasilkan oleh ular pun tidak jauh berbeda, cara berhubungan dengan makhluk lain tetap sama, bahkan sifat dan perilaku yang dimiliki pun masih tetap sama. Berbeda dengan ulat yang mampu merubah sifatnya menjadi lemah lembut, dari pencuri daun yang dimiiki bunga menjadi pembantu dalam proses perkembangbiakan bunga.
Sudah memasuki minggu ketiga manusia di seluruh dunia melaksanakan puasa Ramadhan, mari kita meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah, untuk mengambil berbagai hikmah yang terdapat di bulan Suci Ramadhan. Tetapkan dan tekadkan diri kita untuk membersihkan niat dalam berselancar di media sosial, agar diri kita tidak seperti ular yang tetap sama sifatnya walaupun sudah melakukan puasa.