Anies yang minta Generasi Sandwich Ikhlas Bantu Ortu,Ada yang menarik saat salah seorang mahasiswi mengungkapkan kepada bacapres Koalisi Perubahan Anies Rasyid Baswedan dalam "3 Bacapres Bicara Gagasan", di kampus UGM, Selasa (19/9/2023). Bahwa sebagian besar milenial terjebak menjadi generasi sandwich. Generasi sandwich adalah orang-orang yang ada dalam situasi terjepit karena dituntut untuk memenuhi kebutuhan orang tua dan anaknya di waktu bersamaan.
Merespon hal tersebut, Anies meminta generasi muda agar menjadikan bakti kepada orang tua sebagai ladang pahala.
Tidak ada yang salah dengan perkataan mantan Gubernur DKI Jakarta itu, seratus persen setuju karena saya pada situasi yang sama. Namun, Anies lupa kalau dirinya adalah bacapres. Tidak pantas terucap dari mulut orang yang ingin memimpin 270 juta rakyat Indonesia.
Terpaksa saya harus membandingkan dengan bacapres PDIP Ganjar Pranowo. Semasa menjabat Gubernur Jawa Tengah, Ganjar juga selalu menekankan hal yang sama. Terus meminta agar anak-anak Jateng untuk berbakti pada orang tua. Bedanya, permintaan Ganjar tersebut disertai solusi.
Ganjar menyiapkan fasilitas agar anak-anak Jawa Tengah bisa berbakti, terutama membantu ekonomi keluarga.
Pendidikan adalah salah satu cara untuk memutus rantai kemiskinan. Khusus anak-anak dari keluarga miskin, Ganjar membangun SMKN Jateng. Sekolah vokasi berasrama gratis bagi anak-anak keluarga miskin. Berdiri pada 2014, saat ini SMKN Jateng berdiri di tiga kota yakni Semarang, Pati dan Purbalingga. Sampai 2023 SMKN Jateng sudah meluluskan 1.800 alumni yang 80 persen diantaranya sudah bekerja, sisanya melanjutkan ke perguruan tinggi. Ganjar melanjutkan di 15 SMK Negeri yang tersebar di seluruh Jawa Tengah dengan konsep semi boarding.
Bagaimana dengan anak-anak keluarga miskin yang harus bekerja untuk membantu ekonomi keluarga medapat akses pendidikan?, Dibukalah Sekolah Virtual dan Kelas Jauh yang memiliki jam belajar mengajar yang fleksibel.
Selain itu, Ganjar juga menggratiskan sekolah di Jateng sejak 2020. Semua itu dilakukan agar semua anak Jateng bisa sekolah, minimal sampai level SLTA.
Memiliki pendidikan dan ketrampilan yang memadai membuat anak-anak tersebut berpeluang besar memperoleh pekerjaan dengan gaji yang layak. Dengan gaji yang memadai, mereka bisa mengentaskan kemiskinan kelaurganya tanpa harus merasa terbebani.
Setiap lulusan SMKN yang ditanyai Ganjar selalu antusias bercerita, kalau mereka begitu lulus kemudian bekerja langsung bisa memberi kontribusi bagi ekonomi keluarganya. Ada yang melunasi hutang keluarga, hingga membiayai adik-adiknya. Hanya ada raut bahagia dan kegembiraan, bahkan kebanggaan. Orang tua tidak pernah dirasa menjadi beban.
Seorang pemimpin dipilih untuk bisa memberi solusi. Bukan sekadar sesorah klise tanpa makna dan gagasan........