Lihat ke Halaman Asli

Adi Bermasa

TERVERIFIKASI

mengamati dan mencermati

Angin Pilgub Sumbar Mulai Berhembus

Diperbarui: 19 Juli 2019   15:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kantor Gubernur Sumatera Barat di Jalan Sudirman, Kota Padang. (Sumber Foto: Wikipedia)

SILIH berganti kepala daerah menjabat di negeri ini, beragam keberhasilan ditampilkan. Mulai dari bupati dan walikota hingga gubernur. Tidak ada yang terdengar 'gagal' memimpin. Bahkan, tidak sedikit pula kepala daerah yang menjabat dua periode. Itu pertanda kepemimpinannya cukup sukses. Sebab, rakyat percaya dan bersedia pejabat yang bersangkutan bertugas kembali pada periode berikutnya.

Seiring hembusan angin Pilgub Sumbar yang sudah bertiup, mereka yang berminat jadi kepala daerah mulai muncul ke permukaan. Namun, biasa-biasa sajalah. Tak perlu grasa-grusu. Bagi urang awak, 'alun takilek, alah takalam'. Tak usah 'jual kecap'. Urang awak tak perlu dikelabui. Untuk itu, calon yang berminat jadi gubernur silahkan tampil energik. Beragam ide dan gagasan silahkan disampaikan.

Khusus bagi pendukung calon, tak perlu pula maju ke lapangan, apalagi sampai offside. Tak usahlah dimunculkan beragam kekurangan daerah ini. Tak ada kemajuan-lah, terbelakang-lah, tak pandai menggarap pusat-lah, tak ada pendekatan-lah, serta beragam ucapan yang bernada bahwa 'awak yang hebat', urang lain indak ado apo-aponyo. Sebab, hal seperti itu hanya akan memunculkan kekonyolan yang tak pantas. 'Alun jadi lai, alah mamburuak-an urang'.

Baiknya, mereka yang berminat jadi tokoh utama di tanah bertuah ini mengadakan pendekatan nurani. Tak perlu juga memunculkan kata-kata bersayap yang bermakna merendahkan seseorang.

Kita sudah sangat berpengalaman memilih pemimpin di daerah ini. Selama ini lancar-lancar saja. Rakyat merdeka dan bebas menjatuhkan pilihannya. Bagaimanapun, siapa yang terpilih dialah putra terbaik daerah ini. Namun, tetap saja dia insan biasa, punya kelebihan dan kekurangan. Hal demikian sudah kodrat dari Allah SWT.

Warga Sumatra Barat tentu sudah menikmati beragam hasil pembangunan. Akan tetapi, harus diakui bahwa masih banyak kebutuhan untuk mewujudkan kesejahteraan penduduk negeri ini. Di sinilah wajibnya program pembangunan berkelanjutan.

Rakyat tak butuh 'pahlawan kesiangan' yang hanya bisa menceritakan beragam kekurangan dan kelemahan pejabat yang mengendalikan pembangunan di daerah ini. Meski begitu, munculnya tukang 'kipas' juga tidak bisa dielakkan. Tentu perannya juga ada, menghangat-hangatkan saluang. Itu biasa.

Tetaplah terkendali suhu politik pilkada di Sumbar. Jangan sampai ada korban sia-sia. Mari, bersama kita semarakkan dan meriahkan pilkada. *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline