Lihat ke Halaman Asli

Adi Bermasa

TERVERIFIKASI

mengamati dan mencermati

Perlu Semangat Optimistis untuk Kembangkan Universitas Nahdlatul Ulama di Sumbar

Diperbarui: 9 Oktober 2018   09:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SEBAGIAN mahasiswa baru UNU Sumbar diabadikan dengan tokoh NU Pusat, DR. H. Masduki, didampingi pimpinan NU Sumbar, H. Zainal MS. (DOK. PRIBADI)

UNIVERSITAS Nahdlatul Ulama (UNU) sudah memperlihatkan kiprahnya di Sumatra Barat. Diharapkan dalam waktu tidak begitu lama, UNU Sumbar semakin mengukuhkan jati dirinya dalam mencerdaskan anak bangsa dengan lebih membanggakan.

Peran Menteri Pendidikan era SBY, Mohammad Nuh, tentu tercatat dalam buku khusus NU bahwa di masa jabatannyalah UNU dicetuskan kalangan intelektual NU secara nasional. Bahkan, peran pribadi kalangan KAHMI di daerah ini juga tampil 'membidani' lahirnya UNU Sumbar.

Tanah untuk membangun kampus UNU yang permanen juga sudah tersedia cukup luas di Harau, Kabupaten Limapuluh Kota. Namun, selentingan kabar menyebutkan perizinan kampus permanen justru lokasinya berada di kawasan ibukota provinsi saja. Lalu, bagaimana dengan tanah di Harau?

Terlepas dari hal itu, meski UNU sudah berkampus di Padang dengan mengontrak gedung untuk perkuliahan namun yang penting sekarang adalah mengangkat kredibilitas lembaga. Ini jelas kerja yang luar biasa mulianya.

Menangani perguruan tinggi yang baru lahir ibaratnya sederajat dengan perjuangan jihad di jalan Allah. Sungguh tak terbayangkan, entah sampai di mana akhir perjuangan dalam memapah UNU Sumbar yang tertatih-tatih menempuh jalan berliku.

Penulis berkesempatan mendampingi DR. Nurasa Darun pada kegiatan pembukaan kuliah umum yang diikuti mahasiswa baru UNU yang jumlahnya belum sampai 100 orang, Jumat (5/10/2018). Kuliah umum dengan pemateri DR. H. Masduki Baidawi dari PBNU Pusat itu diadakan di kampus kontrakan yang berlokasi di Palarik, Aia Pacah, Padang. Hadir dalam suasana tergopoh-gopoh, terlambat pula. Jadilah penulis prihatin, persis sama perasaan terhadap UNU terkini yang butuh uluran tangan pengantar rezeki untuk membenahi UNU jadi lebih baik lagi.

Perlu semangat optimis memajukan UNU di tanah bertuah, adat basandi syara', syara' basandi kitabullah ini. Sangat pantas rasanya UNU diberjayakan dengan semangat 'bola dunia' yang juga merupakan lambang kejayaan NU.

NU sudah punya nama besar di tanah leluhur nusantara ini. Namun nama besar NU di daerah ini jangan sampai luntur akibat ulah kita semua yang belum berperan dalam memajukan UNU Sumbar. Tentu, 'tungganai' utamanya adalah intelektual NU daerah ini, menyusul masyarakat yang punya perhatian dalam mengembangkan atau melanjutkan perjuangan pendidikan di lingkungan NU yang berlambang 'bintang sembilan' tersebut.

Kalangan intelektual NU yang banyak bertebaran di berbagai profesi sudah saatnya berkaca diri: mampukah saya membangun UNU dalam arti yang sebenarnya?

Banyak lembaga pendidikan yang dikelola intelektual NU di berbagai daerah di Indonesia kiprahnya membanggakan banyak pihak. Namun kondisi yang terjadi di Sumbar tak perlu ditangisi pula. Yang dibutuhkan saat ini adalah khittah perjuangan dengan semangat tinggi.

Pantas rasanya para cendekiawan NU di nusantara ini 'digelitik' demi masa depan UNU Sumbar yang masih terbelakang dibanding perguruan NU lain di seantero negeri ini. Pantas pula rasanya kita umat Islam turut memikirkan UNU Sumbar agar sukses dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi di bumi Ranah Minang. Insyallah. *




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline