Lihat ke Halaman Asli

Adi Bermasa

TERVERIFIKASI

mengamati dan mencermati

Hafes Renaldo, Anak Desa Sukses Berbisnis di Usia Muda

Diperbarui: 20 Juli 2018   21:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

HAFES Renaldo, anak muda sukses dalam bisnis yang di pedalaman Kabupaten Solok. (DOK. PRIBADI)

GIGIH, dinamis, berjibaku, pantang menyerah, merupakan ciri-ciri sukses dalam berusaha. Hal itu terbukti pada diri Hafes Renaldo, putra pedalaman Kabupaten Solok, Sumatera Barat. 

Betapa tidak, alumni Fakultas Pertanian Universitas Andalas (Unand) itu sudah punya peternakan sapi simental dan limousin sebanyak 14 ekor di kampungnya, Bungatanjung Sungaijernih, Kecamatan Gunungtalang, Kabupaten Solok. Di samping beternak sapi, pria 37 tahun itu juga beternak ikan. Lebih dari itu, di komplek bisnisnya yang berlokasi di lereng Gunung Talang tersebut, anak muda kreatif itu juga punya pabrik tahu.

Luar biasa anak kampung kreatif ini. Di saat pengangguran terdidik semakin banyak di negeri ini, Hafes justru menerobos segala macam rintangan dan hambatan. Dia berjibaku dengan bermodalkan kegigihan yang dimilikinya. Setamat kuliah, dia tampil sebagai tenaga penyuluh pertanian sistem kontrak. Kemudian dia mempersembahkan ilmu yang diperolehnya di bangku perkuliahan untuk membina petani di sekitar kawasan Gunung Talang yang terkenal tanahnya yang subur.

Sekitar Bulan Oktober 2017, Hafes mencoba peruntungan membuat tahu yang dipelajarinya dari temannya dari JawaTimur. Ternyata usahanya itu tidak sia-sia. Allah membukakan pintu rezeki bagi Hafes. Sekarang usaha pabrik tahunya sukses. Pemasarannya meluas ke Solok dan sekitarnya. Anak 'jojonya' banyak. Bahkan, dengan kendaraan roda empat, tahu Hafes semakin banyak dan meningkat peminatnya.

PENGOLAHAN tahu, salah satu bisnis Hafes selain peternakan dan perikanan. (DOK. PRIBADI)

SUASANA pengolahan tahu milik Hafes Renado. (DOK. PRIBADI)

Hafes boleh jadi sekarang sudah pantas disebut sebagai 'raja tahu' di daerahnya. Namun dia tetap merendah, tidak sombong dengan kesuksesannya. Mungkin juga ada kaitan dengan doa para karyawannya yang rata-rata adalah warga sederhana dan bersahaja di kampungnya.

Saat ini Hafes mempekerjakan 14 karyawan tetap yang sebulan rata-rata digaji Rp2 juta. Istimewanya, tidak ada yang terbuang dari sisa pemanfaatan olahan tahu. Limbahnya dimanfaatkan untuk pakan ternak sapinya sebanyak 14 ekor. Seekor sapi simental dan limousin tersebut harganya berkisar Rp30 juta.

Areal bisnis Hafes tak sampai setengah hektar. Tentu sudah terlalu sempit dengan bisnisnya yang terus berkembang, karena terdiri dari pabrik tahu, peternakan, dan perikanan. Hafes berencana mengembangkan bisnisnya ke Muaralabuh, Solok Selatan.

"Mudah-mudahan terus berkembang," katanya.

KOLAM penuh ikan di sekitar pabrik tahu Hafes saat dikunjungi tim LKKS Sumbar dipimpin Hj. Indarefis. (DOK. PRIBADI)

Hafes, anak muda kreatif tampaknya sudah berhasil melaksanakan pemberdayaan desanya. Hal demikian tidak terlepas dari dorongan kakaknya bernama Olfa Jhonson, pengusaha sukses di Batam, Kepulauan Riau.

Kegigihan Hafes dalam memberdayakan lingkungan kampung halamannya semakin berbuah manis. Sejak setahun belakangan dia lulus seleksi penerimaan PNS.

Karena bisnis keluarga yang digelutinya dikelola secara maksimal, maka pengabdiannya tampak berjalan mulus. Hafes yang beristri Sabrina, alumni Bung Hatta tersebut sudah dikaruniai dua buah hati, Afra dan Fatimah. Keluarga kecil bahagia itu tenang menempati rumah bertingkat yang dibangunnya di Jawi-jawi, masih dalam wilayah Kabupaten Solok.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline