Lihat ke Halaman Asli

Adi Bermasa

TERVERIFIKASI

mengamati dan mencermati

Memprihatinkan. Sudah Hampir Satu Dekade, Dana Hibah Beasiswa Rajawali Belum Disalurkan

Diperbarui: 22 Februari 2018   22:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SUDAH sembilan tahun lamanya dana hibah PT Rajawali mengendap di Bank Nagari Sumatra Barat. Jumlah dana hibah yang semula Rp50 miliar itu sekarang jumlahnya sudah menjadi Rp80 miliar karena berbunga.

PT Rajawali sengaja menyerahkan dana hibah itu untuk membantu pendidikan generasi muda dari kalangan keluarga miskin yang banyak terdapat di Sumatra Barat.

Memprihatinkan memang jadi warga miskin. Meski sudah ada dana untuk biaya pendidikan atau beasiswa dari PT Rajawali, namun dana itu tidak kunjung diterima. Sudah sangat sering problema 'dana mengendap' ini jadi sorotan media massa yang terbit di Sumatra Barat. Namun, hasilnya tetap saja buntu. Meski Pemprov terus berusaha untuk menyalurkan dana itu, tapi birokrasinya tidak kunjung didapat. Entah opsi apa lagi yang akan dilakukan agar dana itu bisa dinikmati anak bangsa yang cerdas namun miskin.

Inilah problema yang terbilang rumit. Meski sebenarnya dana hibah itu sama dengan 'bantuan kasih sayang', namun yang terjadi justru 'Kian Jauh Kijang ke Rimba', seperti berita utama Harian Singgalang terbitan Kamis (15/2/2018) lalu. Sementara KORAN PADANG terbitan Rabu (21/2/2018) mengangkat judul 'Sudah Hampir Satu Dekade Dana Rajawali Mengendap'.

Sudah saatnya Pemprov Sumbar bersama DPRD memperlihatkan keseriusannya secara maksimal untuk menyalurkan dana hibah bagi generasi muda terpelajar yang didera kemiskinan tersebut. Ini adalah kerja mulia dan berpahala di sisi Allah.

Alangkah baiknya dibentuk tim kerja solid agar penyaluran dana 'kasih sayang' itu cepat terlaksana. Libatkan aparat hukum, Bank Indonesia, di samping dari Pemprov dan DPRD Sumbar. Kalau perlu tambah dengan ulama, ninik mamak, dan tokoh lain yang memungkinkan.

Akhir-akhir ini di Sumatra Barat, khusus di pemerintahan provinsi, asal disebut dana hibah begitu sulit memperolehnya. Termasuk dana Rajawali yang sudah sangat lama mengendap di Bank Nagari.

Bahkan salah satu media terbitan Sumbar 'menyentil' problema ini dengan kalimat: "Iyo lai ado Dana Rajawali ko? Kok ado, baa bantuak e? Pakai gambar Rajawali 'ndak?"

Kita tidak ingin ada maksud-maksud tertentu mempermainkan atau memperlambat-lambat penyaluran dana untuk kaum terpelajar miskin tersebut. Bahkan, kalau ditilik dari ajaran Islam, memperlambat atau kurang saja memperhatikan nasib warga miskin, jelas sangat berdosa. Kita sangat berharap, lembaga pemerintahan atau yang punya kaitan dengan penyaluran dana Rajawali ini bekerja serius. Bahkan, kalau problema ini disampaikan ke Presiden Joko Widodo, insyaallah dalam hitungan menit selesai persoalannya. *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline