Lihat ke Halaman Asli

Adi Bermasa

TERVERIFIKASI

mengamati dan mencermati

Jokowi, Presiden Masa Kini yang Berani

Diperbarui: 21 Oktober 2016   10:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gardu PLN yang ada di Kota Padang, Sumatera Barat ini sudah 50 tahun menghalangi lalulintas. Bisakah di era Jokowi hal begini diakhiri? (DOK. PRIBADI)

Tidak terasa, sudah dua tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo yang populer dengan nama beken Jokowi. Mantan Gubernur Jakarta itu berpenampilan sebagai biasa-biasa saja kepala negara. Dia identik dengan baju putih lengan panjang dengan ujung yang digulung. Jarang memakai lambang kepresidenan pada bajunya. Sangat bersahaja. Sama dengan Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno, juga tidak sering memakai lambang gubernur di bajunya yang 'urang awak' poluler menyebutnya 'lambang kalupak jariang'.

Presiden kita ini tidak sangar, dekat dengan rakyat, dan hobi menyantuni langsung warga miskin. Suka blusukan, bertemu mendadak dengan rakyatnya, cekatan, dan cepat mengambil keputusan.

Salahs atu keberanian Presiden Jokowi yang luar biasa adalah mengatasi problema warga miskin yang jumlahnya puluhan juta untuk berobat. Sekarang, meski negara 'mensubsidi' sekitar Rp6,7 triliun untuk berobat warga miskin, namun hal itu bagi Presiden Jokowi bukanlah suatu problema. Melainkan merupakan kewajiban yang perlu dijadikan beban bersama.

Di negara yang damai ini, tidak diharapkan ada rakyatnya yang sakit tidak terobati. Kalau itu terjadi, jelas memprihatinkan.

Bagaimanapun juga, beragam terobosan terus diusahakan agar kesehatan warga miskin terus terpelihara. Meski secara bertahap, tapi ada kepastian.

Kalau rakyat sehat, mereka tentu bekerja. Insan yang bekerja terjauh dari kemiskinan. Sebab, salah satu ciri rakyat miskin adalah malas bekerja. Salah satu penyebab malas bekerja adalah karena badan merasa tidak sehat. Oleh karena itu, sehat adalah modal awal untuk hidup sejahtera.

Kehebatan lain Presiden Jokowi adalah memajukan pembangunan Indonesia secara merata. Papua digenjot, Sulawesi didongkrak, Kalimantan dimaksimalkan, Sumatra digeliatkan. Daerah-daerah di Indonesia ditingkatkan pemeliharaannya.

Yang sangat fenomenal, membangun perkeretaapian di Papua, Sulawesi, Kalimantan, Sumatra, dan menyamakan harga BBM di Papua dengan daerah lain di Indonesia.

Lebih menggemparkan lagi, memvonis tenggelam kapal asing yang menguras ikan Indonesia. Sudah luar biasa banyaknya kapal-kapal yang ditenggelamkan. Benar-benar mengejutkan jagad raya. Hal itu juga tak terlepas dari keberanian Menteri Susi, yang punya gawe menggemparkan berbagai kawasan Samudra di Indonesia, melebihi kehebatan kinerja rekan prianya dalam kabinet Jokowi.

Terkini, Presiden Jokowi bersama pembantunya melibas aksi pungutan liar, siapapun pelakunya. Prajurit dan perwira yang bermain dicopot, bahkan jika jenderal terbukti, tidak ada ampun. Sudah ratusan yang berpakaian dinas terkapar tidak berdaya. Jenderal Tito tidak tidur-tiduran melaksanakan perintah Jokowi: 'tangkap pemeras rakyat'. Terus, Pak! Gempur terus pencoleng uang rakyat!

Bagaimanapun juga, pemerataan pembangunan sangat diharapkan berjalan maksimal di bumi pertiwi ini. Sebutlah pembangunan transportasi yang selalu didesak waktu karena luar biasanya kemajuan. Kemacetan sudah menjadi penderitaan baru bagi penduduk di beragam kota dan propinsi di Indonesia. Sangat pantas pembangunan jalan tol dan kereta api untuk kawasan Sumatra dipacu lebih maksimal lagi. Apalagi jalan kereta api itu sudah ada namun banyak yang 'terlupakan' selama ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline