Lihat ke Halaman Asli

Adi Bermasa

TERVERIFIKASI

mengamati dan mencermati

Pantai Padang Berlimpah Sampah, Tanda Pak Lurah Masih Terlengah

Diperbarui: 29 Agustus 2016   01:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PETUGAS Satpol PP dan tim terpadu lainnya membersihkan sampah yang menumpuk di Pantai Padang. (DOK. HUMAS SATPOL PP PADANG)

Pantai Padang di musim penghujan sangat memprihatinkan. Beragam kotoran dan barang terbuang berlabuh di objek wisata itu. Sepertinya warga belum jera-jeranya membuang beragam sampah ke sungai. Tradisi jelek itu ternyata belum berhenti juga sejak dulu.

Berton-ton sampah dihanyutkan warga tiap hari ke dalam sungai yang bermuara ke Pantai Padang. Sungai yang bermuara ke Pantai Padang itu di antaranya Batang Anai, Batang Kalumpang, Batang Muaro Penjalinan, Batang Muar Ulakkarang, Banda Bakali, Batang Arau Muaro, dan sungai-sungai kecil di kawasan Padang Selatan dan Bungus Telukkabung.

Diperkirakan yang terbanyak menghanyutkan sampah ke dalam sungai adalah warga yang bermukim di pinggiran kiri-kanan Banda Bakali, Batang Muar, dan Batang Arau Muaro.

Kalau angin barat tidak bertiup kencang dan cuaca baik, tidak hujan, semua sampah yang hanyut di sungai bermuara ke pantai barat Padang itu tidak akan jadi masalah karena sampah itu terus ke tengah laut Samudera Indonesia sampai ke laut lepas menuju Afrika.

Sebaliknya, jika cuaca jelek, hujan, angin barat kuat berhembus, semua sampah yang hanyut ke laut itu dikembalikan ke pantai. Jadilah, pantai Padang dipenuhi sampah. Jumlahnya berton-ton. Begitulah terus terjadi sejak dulu-dulunya.

Kalau ingin melihat sampah berton-ton menumpuk di sepanjang Pantai Padang, berkunjunglah ketika musim penghujan berbarengan kuatnya angin barat. Luar biasa memprihatinkan sampah-sampah tersebut.

Sudah beragam aturan dibuat Pemko Padang untuk mengatasi problema tersebut, namun belum mangkus juga hasilnya. Rakyat kota ini terlalu ‘cinta’ dengan sampah sehingga cintanya itu melebihi cintanya menaati aturan tentang sampah itu sendiri.

Sudah ditetapkan sejak lama, semua pejabat kelurahan harus mampu menetapkan lokasi tempat pembuangan sementara (TPS) sampah. Dari TPS itu, petugas mengambil sampah dengan terjadwal. Seluruh warga silahkan mengantarkan sampahnya ke TPS atau pelaksanaannya dikoordinir oleh kelurahan, RW, dan RT.

Betapapun baiknya aturan yang dibuat itu, nyatanya sampai sekarang pelaksanaannya belum berjalan mulus. Di samping warga masih banyak yang membandel, pihak pemerintahan terbawah, seperti Lurah dan perangkatnya disinyalir masih belum serius mengatasi problema persampahan. Buktinya, masih banyak warga membuang sampah ke dalam sungai. Hal demikian seakan dibiarkan saja.

Berlantas-angannya warga membuang sampah masuk sungai, menandakan wibawa lurah kurang dihargai warganya. Sudah saatnya Pemko Padang mengevaluasi loyalitas pejabat kelurahan dengan tugasnya. Masalah sampah saja tidak mampu diatasi, tentu perlu dipertimbangkan kembali, masih pantaskah diberi kepercayaan jadi orang nomor satu di kelurahan? *




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline