Lihat ke Halaman Asli

Adi Bermasa

TERVERIFIKASI

mengamati dan mencermati

Alumni UI Sukses Pimpin Pesantren Parabek

Diperbarui: 5 Februari 2016   22:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Gedung megah Pondok Pesantren Sumatra Thawalib Parabek Bukittinggi, Sumatera Barat. (FOTO: DIKUMENTASI PRIBADI)"][/caption]

Luar biasa perkembangan Pondok Pesantren Sumatra Thawalib Parabek Bukittinggi saat ini. Pesantren yang menjadi tempat belajar Adam Malik, mantan menjabat Wakil Presiden RI tersebut, sekarang santrinya bukan lagi dari kawasan Sumatra saja, tapi sudah lengkap berasal dari Sabang hingga Merauke.

Melejitnya perkembangan Pesantren Thawalib Parabek akhir-akhir ini tidak bisa dilepaskan dari 'Srikandi' bertangan dingin yang cekatan bernama Ir. Susi Zahrawati, alumni Universitas Indonesia (UI).

Susi Zahrawati, yang sangat tepat diberi gelar 'Bundo Kandung' Ranah Minang itu memang ‘bertangan dingin’ dalam memajukan pesantren yang didirikan tokoh Islam terkemuka Minangkabau, Syech Ibrahim Musa. Ulama yang seangkatan dengan Inyiak Candung, Buya Hamka, Syech Abbas Abdullah Padangjapang Limapuluh Kota itu sangat di- segani oleh siapapun semasa jayanya itu.

Kehebatan Pesantren Parabek diantaranya mampu memberikan makna yang hakiki tentang kehidupan berbangsa dan bernegara dalam arti yang sebenarnya. Contohnya saja Adam Malik, yang begitu lihai memanfaatkan keilmuannya untuk kemajuan tanah air Indonesia.

Terlalu banyak jika disebutkan nama alumni Parabek yang sudah mengharumkan bangsa yang besar ini. Bukan Indonesia saja, melainkan sampai ke Malaysia dan Singapura yang sudah tidak terbilang lagi jumlah alumni Parabek yang sukses dalam berbagai fitrah kehidupan. Dengan arti kata, Parabek sudah begitu berjasa melahirkan putra-putra terbaik bangsa.

Hal demikian tidak bisa dilepaskan dari prinsip utama Pesantren Parabek berupa menciptakan kemandirian kurikulum pendidikan dengan intinya 'Semua guru tenaga tetap'. Maksudnya, apa saja bahan ajar yang bersumber dari pihak pesantren, maka sebelum resmi diajarkan kepada santri, terlebih dahulu digodok melalui diskusi, perdebatan, dan muzakarah yang mendalam dengan penuh keseriusan. Setelah disepakati barulah diajarkan pada santri.

Tidak sulit, bahkan tidak ada hambatan untuk menyampaikan semua bahan ajar yang sesuai dengan perkembangan zaman dan pemikiran moderen. Sehingga, pesantren ini mampu menghasilkan intelektual Islam cerdas yang dipakai banyak kalangan ummat.

Dengan melahirkan program 'guru tetap' tersebut, berarti di lingkungan Pesantren Parabek tidak ada 'dua matahari'. Pesantren ini 'maju satu komando'. Tidak ada istilahnya guru pemerintah, guru yayasan, guru honor, guru bantu, atau setingkat dengan itu. Semua yang mendidik santri di Parabek adalah 'guru tetap'. Mereka semuanya patuh pada komando yang digariskan Yayasan Syekh Ibrahim Musa, pemegang kendali kejayaan pesantren ini.

Menurut Ir. Susi Zahrawati, tercatat 'guru tetap' Pesantren Parabek berjumlah 150 orang, termasuk karyawan. Seluruh mereka full mengabdi di pesantren itu. Pihak yayasan berhasil 'mengamankan dapurnya dan menyamankan hatinya'. Semuanya sudah 'sejahtera' sesuai dengan kehidupan saat ini.

Bagi mereka yang mengabdi di pesantren ini tidak ada cabang pemikiran yang lain, terutama kehidupan keluarga berumah tang- ga. Sebab semuanya sudah di-handle yayasan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline