Lihat ke Halaman Asli

Adi Bayu

Saya Humoris

Inilah Cengkir Heritage Resto & Coffee, Suasana Ndheso Bisa Kapan Saja

Diperbarui: 28 April 2017   09:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SEKILAS ATMA JAYA YOGYA, SLEMAN- Krok krok krok krok, siulan kodok seolah bernyanyi do re mi fa sol la si do diiringi suara gemericik air sungai yang mengalir deras tepatnya di belakang pendopo cengkir heritage ini. Kala itu sedang turun prajurit air dari atas langit, sepertinya tidak deras hingga mengguyur genting pendopo yang lunyu (licin), serta aroma khas dari arah pawon (dapur) kuliner tradisional. Suasana ndheso itu dapat ditemui di Cengkir Heritage Resto & Coffee Sinduharjo, Ngaglik, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta yang buka setiap hari dari pukul 08.00-24.00 WIB.

Secara perlahan namun pasti, saya memesan terlebih dahulu cemilan pisang goreng, jadah goreng, tempe mendoan, serta secangkir kopi cengkir. Tak lama kemudian, sekitar 3 menit, pesanan akhirnya datang dibawakan oleh pelayan perempuan berseragam putih bercelana hitam dengan ekspresi wajah yang begitu sumringah(ceria).“Ini mas silahkan dinikmati makananya, kalau ada yang ingin dipesan lagi, silahkan langsung menuju bagian pemesanan,” ucapnya sembari senyum ramah.

Setelah itu, saya pun mencicipi cemilan tersebut sambil menyeruputsecangkir kopi cengkir. Memang perut sedang lapar, hingga pesanan pertama ludes. Lalu saya ingin memesan makanan lagi, namun kali ini nasi beserta lauknya. Sekilas saya menjadi bingung karena menu yang disediakan Cengkir Heritageinibegitu beragam mulai dari sayuran, lauk, cemilan serta minuman. Kebingungan ini mengantar saya untuk melakukan jagongan (duduk santai) terlebih dahulu dengan Heru sebagai pemilik Resto & Coffee ini.  Waktu itu, ia sedang asik mengobrol dengan kedua rekanya.

Di usia 53 tahun, wajah Heru masih tampak begitu enerjik saat ditemui sembari ia melihat kondisi keberhasilan pendirian cengkir heritage ini. Ia menceritakan pendirian cengkir heritage yang baru saja rilis tiga bulan sejak opening2017. Ia mengatakan secara luwes sembari menikmati suasana ndheso yang menyelimuti bilah-bilah rajutan bambu setengah dinding pendopo serta aroma masakan tradisional kampung. Heru mengatakan “Ya, cengkir heritage ini mengusung konsep tradisional ndheso dengan sajian menu kuliner kampung zaman dahulu, pendopo jawa, serta lokasi yang tepat ” ujarnya melepas tawa.

Saya melihat di samping kiri cengkir heritage ini sedang ada proses pendirian pendopo lagi, entah hal apa yang ingin dipikirkan oleh Heru. “Jadi itu dibangun lagi pendoponya, karena bila hari sabtu dan minggu itu biasanya yang datang sangat kebak(penuh)” katanya. Ia menambahi, cengkir heritage ini tidak ada dinding fullyang menutupi samping kanan/kiri. “Hal itu dikarenakan sirkulasi udara dapat keluar masuk, agar tidak sumuk(panas)serta suasana yang sejuk hingga membawa kesan tersendiri bagi penikmat kuliner kampung tradisional,” tambahnya.

Tak lama kemudian, mobil serta motor berdatangan satu per satu memakirkan kendaraanya di halaman depan serta samping kanan dan kiri pendopo. Halaman parkir yang cukup luas bagaikan lapangan golfyang siap kapan saja menerima kedatangan pengunjung. Pengunjung yang datang beraneka ragam baik itu dari kalangan mahasiswa bahkan orang-orang tua yang kerap kali saya melihat tampaknya mereka asik membicarakan bisnis pekerjaanya. Selain itu, terdapat pertunjukan gamelan serta iringan instrumen jawa melalui speaker yang telah tersedia.

Hmmm, sayur lompong yang biasa menjadi menu andalan pengunjung, sayur jantung pisang, sambal terasi, tempe, serta pindang sambal. Sayur lompong itu dari batang keladi/talas kemudian diolah menjadi sajian khas tradional kampung yang saat ini mungkin sulit ditemui. “kalo anak-anak muda zaman sekarang khususnya mahasiswa mungkin sedikit kurang tahu kuliner tradisional tersebut karena biasanya saat ini sudah sulit ditemui” kata Heru.

1-59021d59ef967324138b4569.jpg

Untuk nasi beserta lauknya, pengunjung dapat menciduk nasi beserta lauk sesukanya dan itu menjadi catatan bagi pelayan yang berada di sekitaran sajian tradisional tersebut. Perbincangan dengan Heru hanya sekilas karena saya juga mulai lapar dan jarum jam berbunyi tik tok tik tok tik tok menunjukkan pukul lima sore.

Dengan hanya mengeluarkan uang 12 Rb saja, pengunjung dapat mengambil nasi, sayur dan sambal.  Bila butuh lauk tambahan terdapat beberapa pilihan seperti pindang tepung, tempe garit, bakwan jagung, empal daging, mangut lele, ingkung dan masih banyak lagi. Berbagai lauk tersebut berada di cengkir yang terbuat dari tanah liat dan menambah kesan tradisional. Adapun minuman tradisional, seperti beras kencur, wedang uwuh dan kunyit asam dapat ditemukan di cengkir heritage ini sembari melepas penat dari kesibukan duniawi.  Harga minuman tradisional yang ditawarkan cengkir heritage ini juga ramah di kantong mahasiswa hanya berkisar 5-10 Rb saja. 

Perut mulai berbunyi, lalu saya menikmati sayur lompong beserta rekan lauk lainya serta ditemani oleh kopi cenkir yang sedikit pahit namun tidak dominan karena tak campur gula. Kondisi itu begitu saya nikmati bersamaan dengan iringan intrumen jawa serta suara gemericik air sungai belakang cengkir heritage ini.

Ya tak terasa, gerimis mulai reda dan tiba saatnya saya bergegas untuk pulang dengan keadaan perut yang terisi kebahagiaan kuliner ndheso. Mau seperti saya ? Oleh karena itu, yuk datang ke cengkir heritage resto & cofffe ini, ajak teman-teman kalian, saudara, mantan, kekasih dan rasakan suasana ndheso !




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline