Lihat ke Halaman Asli

Adib Achmadi

Pegiat Institut Harkat Negeri

Berdagang "Emphaty"

Diperbarui: 30 Agustus 2020   12:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dari obrolan santai bersama warga sambil ngopi dan makan cemilan disebuah dusun. Tibalah kami pada pembicaraan tentang nenek tua penjual jajan.  Konon, tiap hari dia berjualan di pasar dusun.  Banyak langganan  yang tiap pagi membeli  jajanananya, mulai dari anak hingga orang dewasa.

Suatu hari dia berjualan dengan badan berselimut.  Dibiarkan dagangan ditempat biasanya dan dia tiduran didekatnya sambil menutup hampir seluruh tubuhnya. Rupanya dia sakit. Badannya demam.

Para pelanggan Iba. Mereka membeli dengan  melayani sendiri keperluannya dan menaruh uang ditempat yang biasa nenek berjualan. Sebagian  lagi membeli dan menyarankan agar sebaiknya si nenek istirahat dirumah saja.

Ketika ada seseorang yang bertanya kenapa nenek tidak istirahat saja dirumah? Sambil agak gemetar,  mulut si nenek menjawab, " Nanti Si A, Si B, Si C sarapannya bagaimana kalau saya tak jualan, kasihan mereka".

Ternyata nenek itu berjualan  bukan semata urusan ekonomi. Ada aspek lain yang dia hitung lebih dari sekedar soal untung. Ada rasa emphaty dan pergaulan kemanusiaan yang hangat.  Mungkin perilaku si nenek berlebihan, lantaran harus mengorbankan dirinya demi orang lain.  Namun faktanya ada yang begitu, dan saya kira masih banyak yang lain. 

Kondisi itu sama dengan tetangga saya yang penjual kelontong.  Saat ketersediaan gas mulai langka, tiga tiba sebuah mobil bak terbuka datang dan si pemilik mobil hendak memborong  gas melon yang masih ada. Kontan tetangga saya menolak. Ia hanya menyediakan tiga tabung saja.  Begitu saya tanya, kenapa tidak diserahkan semua saja biar barang  segera habis.  Si tetangga menjawab ringan, "Si A, si B, si C belum datang.  Kasihan kalau dia mau beli barangnya habis".

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline