Lihat ke Halaman Asli

Adib Abadi

TERVERIFIKASI

Eklektik

Enam Pelajaran dari "Marriage Story" untuk Kita Semua

Diperbarui: 27 Oktober 2024   07:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari kiri, Scarlett Johansson, Azhy Robertson dan Adam Driver dalam "Marriage Story," yang disutradarai oleh Noah Baumbach | gambar: nytimes.com

Bayangkan sebuah malam minggu yang tenang, Anda dan pasangan duduk bersama di sofa ruang tamu. Mata terpaku pada layar televisi, tersihir oleh kisah Nicole dan Charlie dalam film "Marriage Story." 

Kisah Nicole dan Charlie, pasangan yang sedang mencoba menyelamatkan atau mungkin mengakhiri pernikahan mereka.

Dalam momen ini, timbul pertanyaan: Apa yang membuat sebuah hubungan bertahan, atau sebaliknya, runtuh? Mungkin, kisah mereka tidak jauh beda dengan banyak pasangan di dunia nyata.

Di balik senyum ramah dan canda ringan yang mereka tampilkan, terletak konflik, kegetiran, dan kelelahan batin yang kerap muncul saat dua orang, yang pernah saling mencinta, terjebak dalam hubungan yang terasa seperti penjara.

Dalam film ini, kita melihat Scarlett Johansson sebagai Nicole, seorang wanita yang, meski terlihat kuat, merasakan kekosongan dalam dirinya. Adam Driver sebagai Charlie, sosok suami yang di permukaan tampak sempurna: sukses, sayang anak, serta penuh bakat.

Namun, ada jurang dalam komunikasi dan perasaan yang gagal mereka jembatani. Mereka adalah representasi dari lonely marriage, sebuah kondisi di mana dua orang bersama secara fisik tetapi terpisah secara emosional. Lalu, apa yang bisa kita pelajari dari perjalanan mereka?

1. Menghargai Identitas Pribadi: Nicole yang Terlupakan

Nicole tidak hanya seorang istri dan ibu. Ia adalah seorang wanita yang ingin merasa berdaya, dihargai, dan bebas untuk mengejar mimpinya. Konflik dalam Marriage Story ini mengajarkan bahwa hilangnya identitas pribadi bisa menjadi akar dari lonely marriage.

Dalam pernikahan, sangat mudah terjebak pada peran-peran yang kadang mengaburkan diri sejati kita. Charlie, yang terus menerima dukungan Nicole dalam kariernya, mungkin terlena dengan pola pikir bahwa 'kebahagiaan mereka' adalah kebahagiaannya.

Sebagai pasangan, penting untuk memberi ruang bagi satu sama lain untuk tumbuh. Pernikahan bukan hanya soal "kita," tetapi juga soal "aku." Jika tidak, siapa yang akan merasa lelah terlebih dahulu jika bukan mereka yang terus menekan diri sendiri, menyesuaikan diri dengan kebutuhan orang lain?

Saran: Beri Ruang untuk Saling Tumbuh

Cobalah untuk saling bertanya, "Apa yang bisa aku lakukan agar kamu merasa lebih dihargai sebagai individu?" Ini bisa berarti memberi ruang pasangan untuk mengejar hobi atau karier, atau bahkan menyisihkan waktu untuk merenung tanpa distraksi.

2. Menemukan "Suara" Sendiri di Tengah Hiruk Pikuk Pernikahan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline