Lihat ke Halaman Asli

Adib Abadi

TERVERIFIKASI

Eklektik

Mungkinkah Kita Wujudkan Pilkada Hijau di Negara Berkembang?

Diperbarui: 29 Oktober 2024   14:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam dunia politik modern, urgensi untuk mengadopsi kebijakan ramah lingkungan semakin mendesak. Namun, tantangan untuk mengintegrasikan agenda hijau dalam Pilkada di negara berkembang, termasuk Indonesia, sangatlah kompleks.

Salah satu alasan utamanya adalah konflik prioritas antara kebutuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah: mungkinkah kita benar-benar dapat mewujudkan Pilkada Hijau di negara berkembang?

Tantangan dan Harapan Pilkada Hijau di Negara Berkembang

Pilkada Hijau, atau pemilu yang memasukkan isu lingkungan sebagai agenda utama, adalah konsep yang menarik. Di negara-negara maju, kesadaran publik tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup sudah tertanam dengan baik.

Namun, di negara berkembang, seperti Indonesia, isu lingkungan sering kali dianggap sebagai sesuatu yang elitis.

Bagi sebagian besar penduduk yang masih hidup di bawah garis kemiskinan, menjaga keberlanjutan lingkungan bukanlah prioritas utama mereka; yang lebih penting bagi mereka adalah bagaimana bisa bertahan hidup dari hari ke hari.

Realitas ini menjadi tantangan utama untuk mengangkat agenda hijau dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) atau pemilu nasional.

Banyak kandidat politik yang cenderung menghindari mengangkat isu lingkungan karena khawatir tidak akan mendapatkan simpati dari mayoritas pemilih yang lebih peduli pada masalah ekonomi ketimbang perubahan iklim atau deforestasi.

Willem Pattisarany, Direktur Indonesian Working Group on Forest Finance (IWGFF), menyatakan bahwa "tantangan terbesar dalam mewujudkan pemilu hijau adalah menjadikan isu lingkungan hidup sebagai sesuatu yang relevan bagi seluruh lapisan masyarakat".

Mengubah Paradigma, Lingkungan Sebagai Isu Kesejahteraan

Meski begitu, kita tidak boleh menganggap mustahil untuk menghadirkan kampanye hijau dalam konteks pemilu di negara berkembang.

Salah satu cara untuk mewujudkannya adalah dengan mengubah cara kita mengomunikasikan isu lingkungan kepada masyarakat luas. Sebaliknya, isu-isu lingkungan harus dikaitkan langsung dengan kesejahteraan ekonomi rakyat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline