Lihat ke Halaman Asli

Adib Abadi

TERVERIFIKASI

Eklektik

Nadiem Out, Abdul Mu'ti In, Apa Arti Perubahan Ini bagi Pendidikan Indonesia?

Diperbarui: 14 Oktober 2024   20:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Abdul Mu'ti, Cendekiawan Islam | Sumber: tribunnews.com

Perubahan besar sedang terjadi di Kementerian Pendidikan Indonesia. Nadiem Makarim, yang dikenal dengan inisiatif-inisiatif inovatifnya dalam Merdeka Belajar, akan digantikan oleh Abdul Mu'ti, seorang tokoh pendidikan dari Muhammadiyah.

Keputusan ini menimbulkan berbagai reaksi di masyarakat, dengan berbagai spekulasi tentang bagaimana visi dan pendekatan Mu'ti akan memengaruhi arah kebijakan pendidikan Indonesia ke depan.

Seperti dilansir kompas.com (14/10/2024), Abdul Mu'ti telah ditunjuk untuk memimpin Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, sebuah kementerian baru yang memisahkan urusan pendidikan dasar-menengah dari pendidikan tinggi. Pertanyaannya, apa arti perubahan ini bagi masa depan pendidikan Indonesia?

Visi Abdul Mu'ti: Fokus pada Nilai-Nilai Moral dan Pendidikan Karakter

Dengan latar belakang kuat di organisasi Muhammadiyah, Abdul Mu'ti membawa visi pendidikan yang berfokus pada penguatan nilai-nilai moral, spiritual, dan pendidikan karakter.

Dalam beberapa pernyataannya, Mu'ti menekankan pentingnya pendidikan sebagai "gerakan mencerdaskan Indonesia yang berkemajuan" dengan menempatkan nilai-nilai keagamaan dan moralitas sebagai pilar utama.

Visi ini secara jelas mencerminkan latar belakangnya dalam lembaga keagamaan, yang telah lama terlibat dalam pengelolaan lembaga pendidikan.

Sebagai seorang pendidik dan pemimpin Muhammadiyah, Mu'ti tampaknya akan mendorong pendidikan yang lebih berorientasi pada pengembangan karakter siswa.

Pendekatan ini, meskipun dipandang penting oleh banyak pihak, mungkin akan sedikit berbeda dari visi Nadiem Makarim, yang lebih menekankan pada inovasi teknologi, transformasi digital, dan kemerdekaan belajar.

Di bawah Nadiem, kebijakan Merdeka Belajar mendorong otonomi sekolah dan guru untuk merancang kurikulum yang relevan dengan kebutuhan siswa dan kontekstual dengan perkembangan zaman.

Namun, pendekatan Mu'ti tampaknya lebih berfokus pada pendidikan yang berbasis nilai, yang dirasa penting dalam membangun integritas dan karakter siswa di era modern ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline