Ketika anak saya yang baru berusia 4 tahun bertanya, "Apa itu penis?", saya sempat terdiam.
Haruskah saya menjawab dengan jujur, atau menghindarinya dengan jawaban yang lebih halus?
Momen ini menyadarkan saya bahwa pendidikan seks sejak dini adalah hal krusial, bahkan sebelum anak terpapar informasi yang salah dari luar.
Banyak orang tua di Indonesia ragu membahas topik ini karena khawatir anak akan "terlalu tahu" atau terjerumus pada perilaku yang tidak sesuai. Namun, penelitian menunjukkan bahwa semakin dini anak mengenal tubuh mereka, semakin baik mereka dapat melindungi diri dari kekerasan seksual.
Angka Kekerasan Seksual Terus Meningkat
Data dari Komnas Perlindungan Anak menunjukkan kasus kekerasan seksual terhadap anak meningkat pesat.
Pada 2023, tercatat lebih dari 11.000 kasus kekerasan anak, sebagian besar berupa kekerasan seksual.
Ini bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mendesak. Pendidikan seks yang tepat bisa menjadi langkah pencegahan, bukan hanya soal "boleh" atau "tidak boleh", tapi juga pemahaman ilmiah tentang tubuh dan seksualitas.
Bahasa Biologi untuk Perlindungan Diri
Psikolog perkembangan anak, Dr. Yudi Pramono, menegaskan pentingnya anak-anak mengenal istilah ilmiah seperti "penis" dan "vagina" daripada menggunakan istilah yang membingungkan.
Pengetahuan ini memberi mereka pemahaman yang lebih jelas tentang tubuh dan batasan yang harus dijaga.
"Anak yang mengenal istilah medis cenderung lebih mampu melaporkan pelecehan dengan jelas," ujarnya.
Pengetahuan ini juga menumbuhkan rasa hormat terhadap diri sendiri dan membantu mereka merasa memiliki kontrol penuh atas tubuh mereka.