Lihat ke Halaman Asli

Adib Abadi

TERVERIFIKASI

Eklektik

Tiga Langkah Indra Sjafri: Harapan Baru Timnas Indonesia U20 di Piala Asia 2025

Diperbarui: 30 September 2024   09:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: imsport.tv

Udara di Senayan saat itu terasa lebih lembap dari biasanya.

Matahari yang menyengat di atas Jakarta tak mampu memadamkan semangat para pemain Tim Nasional Indonesia U20. Mereka baru saja merayakan keberhasilan meraih tiket ke Piala Asia U20 2025 setelah keluar sebagai juara Grup F. Di pinggir lapangan, seorang pria berdiri dengan tangan bersilang di dada, mengamati pemain-pemain mudanya yang bercucuran keringat. Pria itu, Indra Sjafri, bukan sosok baru di dunia sepak bola Indonesia. Ia pelatih yang sarat pengalaman, orang yang memahami betul dinamika permainan di level tim nasional.

Namun, kemenangan di babak kualifikasi hanyalah permulaan. Turnamen sebenarnya menanti di China pada Februari 2025 mendatang. Indra menyadari, tugas utamanya baru dimulai. "Kami sudah memastikan tiket ke Piala Asia, tetapi perjalanan ini masih panjang," ujarnya dengan tenang namun tegas. Dalam rencana persiapan yang telah disusunnya, ada tiga langkah strategis yang akan dijalankan. Langkah-langkah ini bukan hanya sekadar rencana di atas kertas, tetapi cerminan dari keyakinannya bahwa kesuksesan datang melalui persiapan yang matang dan penuh perhitungan.

Langkah Pertama: Pemain Kembali ke Klub -- Strategi untuk Kestabilan

Indra Sjafri adalah sosok yang paham betul bahwa pemain muda, tak seperti yang sering dianggap, butuh lebih dari sekadar latihan intensif dalam skuad nasional. Mereka butuh ruang untuk terus berkembang, namun tidak dalam isolasi. Langkah pertama yang ia lakukan adalah memulangkan para pemain kembali ke klub masing-masing. Baginya, ini bukan sekadar pelepasan tanggung jawab sementara, tetapi justru langkah penting dalam membentuk ritme permainan yang berkesinambungan.

Dalam kembalinya para pemain ke klub, ada filosofi mendalam yang dibawa Indra. Di klub, para pemain ini akan terus berlatih dan bertanding secara reguler. Mereka kembali ke lingkungan di mana mereka ditempa secara fisik dan mental. Indra percaya, tanpa kompetisi reguler, pemain muda bisa kehilangan momentum. Ia pun mengungkapkan, "Saya ingin mereka tetap merasakan intensitas pertandingan. Ketika mereka kembali nanti, mereka sudah siap secara fisik dan mental."

Keputusan ini mencerminkan strategi yang lebih luas---mengintegrasikan pengalaman yang didapat di klub ke dalam kebutuhan tim nasional. Pemain muda seperti Arkhan Fikri dan Hugo Samir, yang telah menunjukkan bakat luar biasa, diharapkan dapat mengasah kemampuan mereka di klub sambil tetap terjaga dalam radar pelatih nasional. Dengan begitu, ketika waktunya tiba untuk kembali ke pelatnas, mereka bukanlah pemain yang stagnan, melainkan pemain yang terus berkembang dan siap menghadapi tantangan yang lebih berat.

Langkah Kedua: Penajaman Rencana Persiapan -- Menyusun Ulang Jalan Menuju Piala Asia

Langkah kedua yang disiapkan Indra adalah melakukan penajaman pada rencana persiapan atau yang ia sebut sebagai "road map". Baginya, ini bukan sekadar memperbaiki rencana yang sudah ada, tetapi menyusun ulang dengan visi yang lebih matang. Indra mengaku bahwa kualifikasi kemarin menjadi ajang evaluasi yang sangat penting. Meskipun Indonesia berhasil, ia tetap merasa ada banyak aspek yang perlu diperbaiki.

"Besok kami akan segera mengembalikan para pemain ke klub dan melakukan rapat untuk merevisi rencana kami menuju Piala Asia," ucapnya sambil mengangguk penuh keyakinan. Ini bukan kali pertama Indra menekankan pentingnya evaluasi. Bagi dirinya, setiap kemenangan adalah kesempatan untuk belajar, bukan untuk berpuas diri. Ia tahu bahwa jalan menuju Piala Asia masih panjang dan penuh dengan tantangan tak terduga.

Rencana yang akan diubah ini tak hanya soal taktik atau strategi teknis di lapangan. Ini adalah soal bagaimana membentuk mentalitas tim, mengasah kemampuan individu, dan menyiapkan strategi menghadapi tim-tim kuat dari Asia Timur, seperti Jepang dan Korea Selatan. Di atas kertas, Indonesia mungkin dianggap sebagai tim underdog, namun Indra paham bahwa dengan persiapan matang, tak ada yang mustahil di dunia sepak bola. "Kami tak bisa hanya mengandalkan semangat. Kami harus siap secara mental, fisik, dan taktik," ujarnya dengan bijak.

Selain itu, Indra juga berencana menambah frekuensi pemusatan latihan (training camp/TC) untuk mengasah keterampilan tim. "Tidak cukup hanya mengandalkan TC beberapa pekan sebelum turnamen. Persiapan jangka panjang sangat diperlukan," tambahnya. Salah satu rencana yang ia siapkan adalah mengadakan pemusatan latihan di beberapa tempat, termasuk di Ibu Kota Nusantara (IKN), tempat yang dianggapnya memiliki fasilitas modern dan infrastruktur yang menunjang perkembangan tim.

Langkah Ketiga: Penambahan Pemain Baru -- Menemukan Bakat yang Cocok

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline