Dari hutan-hutan Ternate, sebuah tanaman sederhana telah menjelajahi dunia dan mengubah hidup jutaan orang.
Di abad ke-17, Jacob Breyne, seorang botanis dan petualang asal Polandia, menemukan sebuah bunga kecil dengan warna biru keunguan di Pulau Ternate.
Bentuknya yang mirip dengan anggota tubuh perempuan, terutama mahkotanya yang menyerupai sayap kupu-kupu, memberi inspirasi pada Breyne untuk menamai tanaman ini Clitoria ternatea.
Mungkin tidak terbayangkan olehnya, bahwa tanaman yang ia temui dalam pelayarannya ini kelak akan menjadi salah satu tanaman yang paling dicari di dunia karena khasiatnya yang begitu beragam. Dari Asia, bunga ini kini dikenal luas dengan nama Butterfly Pea, sementara di Indonesia kita mengenalnya sebagai bunga telang.
Dari Ternate ke Seluruh Dunia
Pada abad ke-17, Jacob Breyne, seorang petualang dan botanis asal Polandia, menjelajahi pulau Ternate di Indonesia. Di tengah penjelajahan tersebut, ia menemukan bunga ungu yang aneh, mirip dengan biji kedelai dan memiliki mahkota seperti sayap kupu-kupu.
Dalam kebingungannya, Breyne menamai bunga ini "Flos clitoridis ternatensibus" atau "bunga klitoris dari Ternate." Nama ini, yang terinspirasi dari bentuk dan asal-usulnya, akhirnya menjadi nama latin bunga ini: Clitoria ternatea.
Bunga telang, atau yang dikenal sebagai butterfly pea di Eropa, mulai menyebar ke seluruh dunia, membawa serta khasiat dan keindahannya. Namun, bagaimana bunga ini bertransformasi dari temuan sederhana menjadi komoditas global?
Apa Rahasia Dibalik Warna Biru Bunga Telang?
Jika Anda pernah melihat minuman berwarna biru alami, besar kemungkinan itu adalah hasil ekstrak bunga telang.
Tapi apakah hanya sekadar warna biru yang cantik?
Penelitian modern telah menemukan bahwa di balik warna biru lembutnya, bunga telang menyimpan kandungan kimia yang bermanfaat bagi kesehatan manusia.
Beberapa jurnal menyebutkan bahwa bunga ini mengandung antioksidan yang tinggi, antiinflamasi, serta antidepresan alami .