Keindahan pesisir timur Pulau Bali mungkin memang sudah cukup lama tersiar. Meskipun demikian jaraknya yang cukup jauh dari sentra-sentra pariwisata Bali yang populer seperti Kuta dan Sanur membuat kebanyakan wisatawan lebih memilih untuk tidak mengunjunginya. Tetapi mereka yang mau sedikit bersusah-payah untuk sampai kesana dijamin tidak kecewa. Selain panorama alamnya yang unik dan sangat berbeda dengan wilayah Bali lainnya, pesisir timur Bali memang tidak bisa dipisahkan dari eksplorasi keindahan terumbu karang, baik dengan menyelam maupun snorkeling. Mungkin karena banyak wisatawan domestik tidak tertarik dengan aktivitas tersebut - bahkan banyak orang Indonesia yang takut air atau tidak bisa berenang - kawasan ini memang lebih banyak dikunjungi wisatawan asing yang sebagian besar datang khusus untuk menyelam.
Tetapi sebetulnya pesona keindahan alam di pantai-pantai yang berada di kawasan ini juga layak untuk diacungi jempol. Meskipun anda tidak menyelam atau snorkeling, mata anda akan dimanjakan dengan keindahan panorama pantai-pantainya yang tidak kalah dengan pantai-pantai yang sudah sangat populer seperti Seminyak dan Jimbaran, atau pantai-pantai yang seolah-olah sudah menjadi ikon pariwisata Bali seperti Kuta dan Sanur. Di kawasan pesisir timur ini ada dua pantai yang paling terkenal, yaitu Amed dan Tulamben. Selain sangat terkenal di kalangan penyelam kedua pantai ini juga menawarkan panorama yang sangat indah. Tapi yang lebih menarik justru mengeksplorasi pantai-pantai tersembunyi yang tidak banyak dikenal orang tapi menyimpan pesona yang tidak kalah menawan, salah satunya adalah Pantai Tukad Abu. Pantai Tukad Abu ini terletak di antara Amed dan Tulamben. Nama tukad abu berasal dari nama desa tempat pantai ini berada. Sementara nama desanya sendiri berasal dari nama sungai yang mengalir membelah desa, dari hulu yang berada di lereng Gunung Agung dan bermuara di pantai. Pada saat Gunung Agung meletus puluhan tahun silam, sungai ini mengalirkan material abu vulkanik. Meskipun sekarang sungai tersebut lebih sering kering dan hanya dipenuhi batu dan pasir berdebu, nama Tukad Abu tetap melekat sampai saat ini.
Salah satu keunikan Pantai Tukad Abu adalah pasirnya yang berwarna kecoklatan. Meskipun warnanya seperti warna tanah subur, teksturnya tetap seperti pasir pantai biasa, tidak lengket seperti tanah. Konon warna coklat ini memang bukan datang dari tanah, tetapi warna dari ganggang yang tumbuh di dasar laut di sekitar perairan ini. Pantai yang landai dengan air yang sangat jernih dan tenang, hampir tidak berombak sama sekali, menjadikan pantai ini cocok untuk berenang. Sepanjang bentangan pantai yang cukup panjang ini terdapat beberapa perkampungan nelayan, lengkap dengan jejeran perahu tradisional yang terparkir rapi di tepi pantai di depan masing-masing kampung. Selain perkampungan-perkampungan kecil dan sebuah pura, tidak ada apa-apa lagi di sepanjang pantai ini. Pengunjungpun bisa dihitung dengan jari, itupun kalau ada. Sedikit kehidupan baru muncul jika ada anak-anak setempat yang bermain di pantai atau ada perahu nelayan yang merapat. Anda dapat dengan sangat leluasa menikmati pantai ini seolah-olah tidak ada orang lain lagi. Jika wisatawan domestik hampir tidak ada yang mengetahui keberadaan pantai ini, tidak demikian halnya dengan wisatawan asing khususnya yang suka menyelam. Buktinya mereka bahkan memiliki nama khusus untuk lokasi penyelaman di perairan ini, Macro Point dan Peniisan Point yang letaknya kira-kira di masing-masing ujung bentangan pantainya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H