Lihat ke Halaman Asli

Adian Saputra

TERVERIFIKASI

Jurnalis

Mengenang Franz Beckenbauer, Mengenang Jerman Barat 1990

Diperbarui: 12 Januari 2024   09:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Franz Beckenbauer (kiri) dan pemain Jerman Barat juara Piala Dunia 1990 di Italia. | Panditfootball

Final Piala Dunia tahun 1990 di Italia adalah final pertama yang saya tonton dari awal sampai habis secara khusyuk dan saksama. Saya masih kelas lima sekolah dasar waktu itu.

Sebetulnya pegang Brasil kala itu. Sayang, Claudio Taffarel dkk kalah 0-1 dari Argentina pada perdelapan final lewat gol tunggal Claudio Caniggia.

Saat final, saya pegang Argentina. Lawannya di final tim asuhan mendiang legenda Jerman Franz Beckenbauer. Waktu itu masih Jerman Barat, jelang Tembok Berlin runtuh dan ada penyatuan Jerman.

Final Piala Dunia tahun 1990 di Italia dianggap banyak pengamat sepak bola termasuk yang paling menjengkelkan. Pasalnya, tidak terjadi jual beli serangan. Argentina lebih banyak bertahan, Jerman menyerang sporadis. Jerman juga defensif.

Kelihaian Jurgen Klinsmann menjatuhkan diri yang membuat Jerman Barat dapat penalti. Bek mereka, Andreas Brehme, yang akhirnya memecah kebuntuan. 

Skor 1-0 untuk Jerman bertahan sampai peluit. Itulah karya emas Franz Beckenbauer saat melatih di tingkat internasional Piala Dunia.

Uniknya, meski dulu senang sama Argentina, nama sebelas pemain Jerman Barat saya luar kepala. Pasalnya, saban malam Minggu di TVRI kala itu kerap menayangkan siaran langsung Bundesliga. Jadi, nama-nama klub Jerman dan pemainnya sampai dengan sekarang masih akrab dalam ingatan.

Tapi Jerman Barat tahun 1990 memang layak jadi juara. Beckenbauer piawai meracik skuad yang ada. 

Mereka termasuk tim paling agresif sepanjang turnamen, kecuali laga final karena Argentina pasang strategi bertahan total kala itu.

Racikan Der Kaizer itulah salah satu yang paling menonjol dari skuad Jerman sepanjang masa di era modern ini. Dari kiper ada Bodo Illgner yang usai main di FC Koln terus jadi kiper utama di Real Madrid. 

Bek mereka juga gede-gede. Ada yang paling besar namanya Guido Buchwald. Orang inilah yang sepanjang 90 menit "menemani" Diego Maradona sehingga kapten Argentina itu tak berkutik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline