Mau Nyaleg? Ini Tips Punya Investasi Sosial di Masyarakat.
Menjadi caleg untuk pemilu 2024 memang membutuhkan banyak persiapan. Saya sudah menulis hal menarik ini pada artikel sebelumnya.Akan tetapi, kali ini saya hendak mendedahkan dua hal yang banyak dijadikan perbincangan publik. Orang bilang kalau hendak jadi caleg mesti punya dua hal utama.
Pertama itu kapasitas dalam artian kemampuan diri. Yang kedua adalah isi tas. Ini merujuk pada seberapa besar kemampuan keuangan seorang caleg.
Kapasitas caleg memang sangat dibutuhkan. Andaikata mereka menjadi anggota dewan, jika punya kapasitas, tentu tidak akan memalukan. Tentu ini dalam arti kinerja di gedung dewan ya. Soal moralitas itu beda lagi.
Kapasitas ini lebih menggambarkan sosok legislator yang dibutuhkan masyarakat. Ia mesti paham apa saja tugas pokok dan fungsi seorang anggota dewan.
Apa saja hak-hak yang melakat padanya. Ada berapa komisi dan punya tugas apa saja di tiap komisi. Kemudian soal persidangan dan lainnya.
Kapasitas ini juga akan menunjukkan seberapa serius seorang legislator dalam mewakili rakyat di daerah pemilihannya.
Kapasitas ini juga tergambar dalam kemampuannya berbicara di depan publik. Termasuk juga kala menyampaikan pandangan atau gagasan kelak mewakili fraksi.
Soalnya, banyak juga anggota dewan yang saat bertugas tidak bisa apa-apa. Ngomongnya berantakan. Isi kepala juga zonk. Secara sikap juga tak patut jadi teladan. Caleg atau anggota dewan semacam ini tentu tak layak jadi pilihan.
Akan tetapi, perihal kedua soal isi tas juga ikut menentukan. Ada caleg yang tak punya rekam jejak sosial yang tinggi tapi bisa terpilih. Tentu biasanya biaya yang ia keluarkan bisa dua sampai tiga kali lipat orang lain. Musababnya, ia hanya menggantungkan diri pada isi tas.
Isi tas ini boleh jadi tabungan yang dikeruk, pinjaman dari cukong, atau malah hasil menggadai rumah atau tanah.