Waktu saya dan adik-adik masih kecil, setiap ibu memasak di dapur, buah bengkuang termasuk yang favorit kami makan. Ibu banyak beli bengkuang karena dahulu bikin es buah yang dijual dalam bentuk kemasan plastik.
Kami dulu menyebutnya es koktil. Mungkin ini dari bahasa Inggris cocktail.
Sederhananya, ini es buah dalam kemasan plastik. Isinya selain air, ada semacam sitrun seingat saya, dan beragam buah. Bengkuang salah satunya.
Beberapa buah yang digunakan untuk membuat es buah itu antara lain pepaya dan bengkuang. Yang saya ingat hanya dua buah itu. Porsinya paling banyak.
Karena beli bengkuang banyak, kami rajin menyantapnya. Tinggal dikupas kulitnya, buahnya kemudian dimakan.
Kadang satu bonggol bengkuang itu saya makan sendirian. Kandungan air yang ada di dalamnya sangat menyegarkan.
Kini kalau kita lihat di pedagang es buah, bengkuang termasuk buah yang masih digunakan. Teksturnya yang kokoh enak saat diolah.
Begitu masuk mulut, masih "kres" juga saat digigit. Semburan air dari daging buah ini yang memang menyegarkan.
Selain menjadi bagian penting dari es buah, bengkuang juga favorit saat pesan buah-buahan untuk petis atau rujak. Ini kudapan yang segar jika dimakan siang hari.
Buah-buahan diiris tipis-tipis, kemudian dicelupkan ke bumbu petis yang melimpah kacang dan rasa buah asamnya. Enak sekali. Dan bengkuang adalah yang paling favorit selain pepaya, timun, nanas, dan lainnya.
Karena bengkuang ini punya pori yang lebar di daging buahnya, bumbu rujak merasuk ke dalam. Makin bikin penikmatnya kepedasan.