Lihat ke Halaman Asli

Adian Saputra

TERVERIFIKASI

Jurnalis

Jilbab dan Sebatang Rokok

Diperbarui: 21 Maret 2023   15:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi merokok dari Kompas.com dan ingram publishing

Perempuan pertama yang saya lihat merokok adalah nenek saya. Nenek dari garis Papi ini memang kuat fisiknya. Dulunya pekebun sehingga punya fisik yang oke punya. 

Kalau ada di kampung, ia bugar sekali. Kalau diajak ke kediaman anak-anaknya, malah suka sakit. Mungkin lantaran biasa bergerak kemudian diam saja akhirnya malah sakit.

Nenek sudah wafat beberapa tahun yang lampau. Mungkin ketika wafat usianya sudah 90-an hampir 100. Itu kata Papi.

Nenek memang tidak merokok saban hari. Sesekali saja. Kadang sebulan sekali, pas dia mau saja. 

Itu pun ambil rokok dari punya Papi yang juga tak tiap hari ngudut. Tapi, soal perempuan pertama kali yang saya lihat merokok itu ya nenek.

Ada juga salah seorang uwak yang merokok. Kalau yang ini merokok aktif. Kayak sepur. 

Habis sebatang, bakar lagi satu. Demikian seterusnya. Semoga Uwak sehat selalu.

Lihat perempuan merokok lagi waktu ikut lokakarya antikorupsi di Bogor tahun 2002. Usai makan siang, peserta lokakarya santai di pinggir kolam renang sebuah hotel di Bogor. 

Ada peserta yang mengisap rokok. Kalau laki sih biasa ya. Ini perempuan. Tidak berjilbab. Asyik dan santai sekali.

Lihat lagi perempuan merokok lagi beberapa tahun belakangan. Usai diajak kawan makan siang, kami bersantai. Secangkir kopi pahit jadi teman. 

Agak jauh dari meja makan kami, seorang perempuan pakai jilbab menyalakan pemantik api. Ia merokok dengan santai. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline