Lihat ke Halaman Asli

Adian Saputra

TERVERIFIKASI

Jurnalis

Mengapa Kita Gemar Memangkas Kosakata?

Diperbarui: 24 Januari 2023   17:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi menulis. (sumber: shutterstock.com via kompas.com) 

Usai lulus dari sekolah dasar, Papi, sapaan akrab ayah, mengajak saya ke Payakabung, sebuah daerah di Indralaya, Sumatera Selatan. Papi sedang dapat kerjaan dari kantornya mengurus pabrik tetes tebu.

Sekalian menemani Papi kerja, saya anggap liburan saja. Ibu dan dua adik juga ikut serta. Kami mengisi liburan di sana.

Suatu hari kami diajak Papi ke pabrik Cinta Manis. Usai setengah harian menemani Papi, kami menuju sebuah tempat makan. Saya tertegun kala itu. Baru itulah saya masuk sebuah tempat makan yang bagus sekali.

Di luar bangunan ada tulisan besar "kafetaria". Ibu memesankan es teh manis. Saya kira itu salah satu pengalaman minum teh manis paling nikmat dalam hidup.

Waktu berjalan, tiba masa SMA. Masa ini sudah mulai kebiasaan mentraktir teman jika ada yang berulang tahun.

Di Bandar Lampung, tahun-tahun ini ada dua tempat makan yang enak buat anak-anak SMA. Namanya Kafe Yayang dan Kafe Tri-M. Saya menduga kosakata "kafe" ini adalah ringkasan dari kafetaria yang saya temukan waktu saya SD dahulu. 

Hingga kini, nyaris tak ada tempat makan dan tempat nongkrong anak muda dan keluarga yang pakai lema "kafetaria". Semua pakai "kafe". Bahkan banyak yang menggunakan diksi dalam bahasa Inggris: cafe.

Di kii.lektur.id, cafetaria dalam bahasa Inggris adalah nomina atau kata benda. Jika dialihbahasakan ke Indonesia menjadi "kafetaria" yang artinya restoran di mana para pembeli melayani sendiri. Kesimpulan di situs itu adalah arti kata cafetaria adalah "kafetaria". Arti lainnya dari cafetaria adalah restoran di mana para pembeli melayani sendiri.

Dalam Kamus Daring Bahasa Indonesia, "kafetaria" adalah restoran yang menyajikan aneka masakan, makanan, dan minuman di gerai dengan sistem swalayan bagi para pengunjung.

Kalau sekarang, rasanya kita tidak swalayan ya. Kalau kita ke kafetaria, pasti ada pelayan yang akan tanyakan kita mau pesan apa. Kalau sesuai konsep, mestinya kita datang kemudian pilih sendiri menu makan dan minuman. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline