Lihat ke Halaman Asli

Adian Saputra

TERVERIFIKASI

Jurnalis

Wartawan Jelang Lebaran, "On Duty" Sampai Hari yang Fitri

Diperbarui: 14 Juni 2018   18:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber ilustrasi: Instagram Kompastvnetwork

Hari-hari akhir Ramadhan paling ditunggu kebanyakan orang. Pegawai negeri sudah sejak lama libur. Pegawai swasta juga sudah banyak yang libur. Anak sekolah libur panjang.

Yang punya kampung, bisa mudik. Yang tak mudik, sibuk menyiapkan lebaran. Ada yang membuat kue basah, mengecat rumah, dan beres-beres rumah.

Namun, bagi jurnalis atau wartawan media khususnya online (daring), kesibukan jelang lebaran ini malah bertumpuk. Media massa yang menyiarkan seabrek kegiatan mudik dan persiapan lebaran justru menggeber junalisnya untuk tetap bekerja. Pun demikian sampai malam takbiran.

Sewaktu bekerja di Lampung Post, tiga kali malam takbiran saya habiskan di kantor. Tugas menyunting laporan reporter yang liputan malam takbiran sudah menanti. 

Itu masih enak. Yang repot kalau tidak da reporter piket. Web mau diisi apa kalau tak ada yang turun lapangan. Alhasil semalaman keluar kantor liput keriuhan mal, jalan, dan masjid-masjid yang tidak ramai oleh anak-anak takbiran.

Apalagi dua tahun terakhir, mengisi malam takbiran dengan bekerja itu makin menjadi. Mengelola portal berita malah menjadikan intensitas kerjaan lumayan banyak. Memang naskah bisa diedit dengan gawai. Tapi lebih rileks memang menyunting di komputer kerja.

Teman-teman yang sedang liputan mudik di Pelabuhan Bakauheni pun masih berjibaku dengan narasumber. Topik-topik liputan yang menarik dari sisi humanisme banyak diketengahkan kepada pembaca media massa.

Unik memang kerjaan wartawan ini. Kadang kala yang diliput nasibnya terbalik dengan si peliput, hahaha. Memberitakan orang mudik dan bahagia ketemu keluarga, yang meliput malah tersaruk-saruk dalam liputan. Mewartakan soal THR tapi kadang kala media massa tempatnya bekerja tidak memberi dengan layak, bahkan mungkin tidak memberi sama sekali.

Memang sebagian wartawan media cetak bisa libur karena rata-rata empat hari tidak terbit. Namun, sekarang, nyaris semua koran juga punya versi daring yang mesti diperbarui dengan berita. Maka itu, ada sebagian yang masih bekerja.

Masih lumayan kalau hari terakhir puasa bekerja. Malam takbiran bekerja, besoknya bisa lebaranan bersama keluarga. Yang repot kalau pas hari lebaran masih juga ketempuhan kerjaan. Misalnya meliput salat Id kepala daerah dan sebagainya. 

Yang kentara sekali berjuang itu ya fotografer. Saat orang takbir, dia masih cari angle yang bagus buat foto. Masih syukur dapat salat Id. Kalau mood lagi bagus memotret, kesempatan shalat setahun sekali itu ya wassalam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline