Lihat ke Halaman Asli

Adi Akbar

Mantab

Fenomena Supernova

Diperbarui: 6 September 2017   19:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Supernova adalah fenomena meledaknya sebuah bintang. Peristiwa ini terjadi dikarenakan habisnya fusi nuklir yang ada pada inti bintang tersebut. Akibat reaksi fusi yang tidak terjadi maka hal tersebut memicu terjadinya supernova. Hal ini menandai akhir riwayat suatu bintang. Bintang yang mengalami supernova mengalami peningkatan energi yang luar biasa. Energi yang dipancarkan oleh supernova dalam beberapa detik hampir setara dengan energi yang dilepaskan oleh matahari sepanjang umurnya. Oleh sebab itu, bintang yang mengalami supernova menjadi lebih terang jutaan kali dibandingkan cahaya awal bintang tersebut.

Pada umumnya, supernova terjadi akibat habisnya reaksi fusi suatu bintang. Hal ini bisa terjadi seiring bertambahnya usia suatu bintang. Fusi nuklir yang berada pada inti suatu bintang memiliki fungsi untuk menghasilkan panas sebagai sumber tekanan yang berfungsi untuk menahan bintang agar tidak berpindah posisi. 

Semakin tua usia suatu bintang, maka hidrogen pada inti bintang lama kelamaan akan semakin habis. Ketika hidrogen pada inti bintang habis, hal ini mengakibatkan inti bintang mulai memanas hingga fusi nuklir helium mulai berubah menjadi karbon. Pada saat hal tersebut mulai terjadi, bintang tidak lagi sanggup untuk melanjutkan fusi nuklir karena tidak memiliki masa yang cukup. Hal ini mengakibatkan bintang mulai mengalami pembengkakkan karena terangkatnya inti helium ke permukaan. Akibatnya, bintang pun mulai berubah menjadi sebuah bola raksasa yang berwarna merah terang.

Ketika semua elemen yang berada pada inti suatu bintang mulai habis dan hanya tersisa inti besinya saja, bintang tidak akan sanggup untuk melakukan reaksi fusi. Inilah tahap terakhir yang menandakan segera berakhirnya riwayat bintang tersebut. Pada tahap ini, bintang akan bertambah semakin panas hingga suhunya mencapai seratus miliar derajat Celcius. Pada puncaknya, bintang pun akan meledak dan mengalami supernova yang menyemburkan gelombang kejut yang sangat dahsyat hingga mampu memusnahkan medium antar bintang. Ledakan supernova menghancurkan sebagian besar material penyusun bintang dengan kecepatan hingga 30.000km/detik.

Supernova bisa dibagi menjadi dua tipe, yakni tipe I dan tipe II. Tipe I adalah supernova yang tidak memiliki hidrogen dalam spektrum cahaya mereka. Menurut perkiraan, supernova tipe I pada umumnya berasal dari bintang katai putih dalam sistem binar. Tipe I masih bisa dibagi menjadi dua bagian, yakni tipe IA dan IB/C. Tipe IA tidak memiliki garis spektrum hidrogen saat diamati. Sedangkan tipe IB/C, tidak memiliki spektrum hidrogen maupun spektrum helium ketika diamati. 

Tipe yang kedua adalah supernova tipe II. Supernova tipe II adalah supernova yang memiliki spektrum hidrogen pada saat pengamatan. Supernova jenis ini biasanya terjadi pada bintang yang memiliki massa 5-10 kalinya massa matahari. Hal ini memungkinkan terjadinya lubang hitam pada saat supernova tipe II terjadi.

Peristiwa supernova biasanya terjadi dalam rentang waktu yang cukup lama, yaitu 50 tahun sekali. Supernova memiliki peran untuk memperkaya medium antar bintang dengan elemen-elemen massa yang lebih besar. Di lain sisi, unsur-unsur lain yang keluar ketika supernova terjadi akan menjadi cikal bakal terbentuknya suatu planet yang baru. Hal ini memungkinkan terciptanya suatu kehidupan yang baru di alam semesta dalam kurun waktu jutaan atau miliaran tahun kedepan.

*Sumber :
-https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20150608155014-199-58531/ledakan-supernova-setelah-bintang-kekenyangan/
-https://www.nasa.gov/audience/forstudents/5-8/features/nasa-knows/what-is-a-supernova.html
-https://id.wikipedia.org/wiki/Supernova
-http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/194902051978031-DJAKARIA_M_NUR/KEHIDUPAN_BINTANG.pdf
-http://www.infoastronomy.org/2016/04/jenis-jenis-supernova.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline