Banjir rob melanda wilayah pesisir Kota Semarang, Jawa Tengah, sejak awal November 2024, akibat kombinasi pasang maksimum air laut dan dampak perubahan iklim, dengan ketinggian air mencapai 30 hingga 150 cm yang menggenangi kawasan seperti Pelabuhan Tanjung Emas dan Tambaklorok. Dampak dari banjir ini sangat signifikan, mengganggu transportasi dan mobilitas masyarakat, serta menyebabkan kerugian ekonomi bagi nelayan dan petani garam yang terpaksa menghentikan aktivitas mereka. Selain itu, genangan air yang berkepanjangan meningkatkan risiko penyakit yang ditularkan melalui air.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini mengenai potensi banjir rob yang dapat berlanjut hingga 13 November 2024, sehingga masyarakat diimbau untuk tetap waspada. Dalam upaya penanganan, pemerintah setempat telah membangun tanggul sementara di titik-titik rawan banjir dan mengoperasikan pompa air untuk mengalirkan genangan ke saluran drainase. Selain itu, sosialisasi kepada masyarakat mengenai cara menghadapi bencana dan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan juga dilakukan.
Banjir rob ini menyoroti pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam akibat perubahan iklim, serta perlunya kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah untuk mengurangi dampak dan mempersiapkan langkah mitigasi jangka panjang agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H