Lihat ke Halaman Asli

Superior dan Inferior di Bumi Manusia

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Selalu saja setiap permasalahan sebaiknya di kembalikan kepada Tuhan sang creator alam dengan segala isinya, tengoklah ke dalam diri sendiri jauh kedalam lubuk hati yang paling dalam, tidak ada superior dan inferior ketika manusia menginjak bumiNya, kaya atau miskin, cakep atau jelek, kuat atau lemah,  dimata Tuhan tetap saja yang paling membedakan satu orang dengan yang lainnya hanyalah akhlak dan amal ibadah,  hanya itulah yang melekat kedalam diri seseorang ketika ia di hisab nanti di hadapanNya.

Di dunia ini segala potensi superioritas mempunyai kecenderungan untuk menekan inferior jika tidak ada koridor yang mengekang dan mengendalikannya. Hukum buatan manusia bisa saja di permainkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, hukum rimba selayaknya tidak tumbuh subur di bumi manusia. Seperti di jalanan yang sibuk dengan ber bagai bentuk lalu lintas orang dan pengguna kendaraan lainnya, dimulai dari pejalan kaki di totoarnya, pengguna  sepeda yang di genjot  dengan tenaga kaki, sepeda bermotor, delman ataupun sado yang ditarik hewan, kendaraan roda empat bahkan sampai dengan kendaraan yang beroda  sepuluh atau lebih sekalipun, semuanya mempunyai hak di jalanan umum yang memadai, tidak ada superioritas antara kendaraan lebih besar dan lebih kuat menekan yang lebih kecil dan lemah, yang lebih cepat kepada yang lebih lambat. Bahkan setiap orang pengguna jalan sadar bahwa semuanya mempunyai potensi untuk bersenggolan bahkan tabrakan satu sama lainnya, tetapi pengguna  kendaraan yang tau akan keberadaaannya, mengetahui dan menjalankan norma-norma sebagai petunjuk yang harus dipatuhi maka kemungkinan besar akan menekan setiap  bentuk kecelakaan di jalanan, selayaknya yang lemahlah yang justru harus mendapat perlindungan dari kesewenang-wenangan pihak yang kuat.

Setiap pengguna kendaraan  mempunyai kepentingan beraneka macam, mempunyai tujuan, mempunyai tenggat watu dsb, tetapi semuanya meyakini bahwa haknya tidak harus berbenturan dengan hak orang lain di jalanan.

Tidak jarang seorang pengendara motor yang hanya itu saja yang mampu ia dapatkan, walaupun cukup menghawatirkan tetapi kondisinya normal dan layak jalan, ia berusaha mematuhi peraturan di jalanan, maka sebagaimana pengguna jalan yang mempunyai potensi untuk bersentuhan dengan mobil lainnya tanpa unsur kesengajaan, bisa saja ia menyenggol sedan mewah yang harganya barangkali sampai seribu kali lipat, catnya yang mengkilap  sedikit tergores, sehingga menimbulkan keributan di jalanan dan memacetkan pengguna jalan lainnya,  tidak jarang ditemui pengguna sedan mewah menekan pengguna motor sampai mencederai, tidak puas sampai disitu bahkan dilaporkan kepada pihak penguasa yang mengatur hukum jalanan sampai meringkuk di terali besi tahanan pihak berwenang.  Peristiwa ini tidak saja Uang dan harta telah dijungjung tinggi sampai tak ada batas nalar tetapi norma kemanusiaan pihak yang lemah telah di injak-injak dan keadilan telah sirna entah pergi kemana. Tetapi selalu saja sering ditemui seorang yang mempunyai kelapangan hati dan harta memaklumi akan segala potensi di jalanan dengan merencanakan secara matang untuk mengantisifasi segala potensi dijalanan, mengasuransikan kendaraan mewahnya bahkan menyantuni pihak yang lemah ala kadarnya, menyejukan berbagai pihak yang berselisih dengan damai, selalu saling mengingatkan akan hak sesama dan aturan yang telah sepakat untuk di patuhi maka sempurnalah Ia sebagai khalifah yang menyejukan dan memimpin, paling tidak untuk dirinya sendiri  agar dapat berjalan di permukaan bumiNya dengan selamat sampai tujuan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline