Lihat ke Halaman Asli

Detik-detik Periode II Tax Amnesty Selesai

Diperbarui: 9 Desember 2016   14:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar diambild dari http://cdn1-a.production.images.static6.com

Tax Amnesty kembali memasuki periode genting. Kenapa? Karena di bulan ini, Tax Amnesty memasuki masa-masa terakhir periode kedua. Seperti kita ketahui, bahwa di periode pertama Tax Amnesty dapat dibilang sangat memuaskan. Tebusan yang didapat sangat tinggi dan memecahkan rekor pendapatan dibandingkan negara-negara lain.

Tax Amnesty pun dinilai mampu membuat pasar keuangan bergairah. Hal ini dikarenakan efek dari periode pertama yang berhasil. Pemasukan dari dana repatriasi sebesar 137 Triliun mampu menaikkan ruang fiskal yang signifikan. Ditambah di akhir tahun ini ditargetkan mendapatkan pemasukan dari dana repatriasi sebesar 180-200 Triliun.

Menjelang penutupan periode kedua ini realisasi uang tebusan berdasarkan SSP mencapai Rp 100 triliun. Komposisinya, pembayaran tebusan Rp 95,9 triliun, pembayaran tunggakan Rp 3,06 triliun, dan pembayaran bukti permulaan (bukper) senilai Rp 529 miliar.

"Yang Rp 100 triliun ini termasuk pembayaran tunggakan pajak dan pembayaran pokok pajak berdasarkan pemeriksaan bukper karena Wajib Pajak mau ikut tax amnesty," terang Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Humas Ditjen Pajak. (liputan6.com)

Yoga (Direktur PPH Ditjen Pajak) meyakini bahwa semakin periode kedua akan selesai, jumlah uang tebusan bisa naik. Keyakinan ini juga berkaca dari periode pertama dimana pada akhir-akhir masanya jumlah peserta menaik. "Uang tebusan sudah meningkat per harinya. Sekarang rata-rata per hari Rp 100 miliar," tegas Yoga.

Rasanya melihat kondisi pada periode pertama, belum tentu diikuti oleh periode kedua. Meskipun begitu, ksemangat ibu SMI bahwa Tax Amnesty akan sukses patut kita dukung. Jikapun tidak sesuai dengan ekspektasi periode kedua ini, semoga pemerintah tidak menurun dan kembali menggenjot di periode ketiga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline