Lihat ke Halaman Asli

Logika Sigit Priadi yang Tidak Realistis

Diperbarui: 25 November 2015   11:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Diambil dari akun twitter pribadi (@ADSastrawidjaja)"][/caption]Bagaimana kabar penerimaan pajak kita di akhir bulan November? Seharusnya kita juga memperhatikan hal ini, di balik ramainya kisruh antara Setya Novanto dan Sudirman Said. Seperti kita ketahui, banyak orang yang sinis terhadap target penerimaan pajak pemerintah. Banyak juga orang yang optimis, tetapi keoptimisan tersebut kurang diiringi langkah taktis dari Dirjen Pajak sekarang.

Sigit Priadi Pramurdito, orang yang digadang-gadang memiliki banyak inovasi. Peraih gelar Master of Arts in Economics dari Syracuse University Amerika Serikat ini sebenarnya memiliki track record yang bagus. Dia adalah sosok senior di Direktorat Jendral Pajak. Akan tetapi kenapa dia “melempem” dalam realisasi penerimaan pajak sekarang?

Sesuai laporan dari berita Negara baru himpun pajak 64% dari target, kinerja Sigit Priadi patut dipertanyakan. Sebagai contoh adalah penerimaan pajak dari sektor Migas. Penerimaan dari PPh Migas menurun tajam dari Rp 74,51 T menjadi Rp 46,67 T. Hal ini juga diikuti penerimaan pajak dari bidang lainnya, seperti PPnBM yang baru terealisasi Rp 329,63 T yang turun dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 337,27 T.

Hal ini makin diperparah dengan statement dari Sigit yang mengatakan, “Biasanya kan di Desember orang berbondong-bondong datang, semoga target tercapai.” Statement yang tidak memiliki alasan logis sebagai Dirjen Pajak. Alih-alih mengeluarkan statement tersebut, seharusnya Sigit lebih mempertimbangkan untuk mengeluarkan langkah-langkah strategis. Setidaknya untuk mendapatkan pajak sebesar-besarnya.

Alasan tersebut yang membuat Misbakhun mengeluarkan pendapat perlunya Presiden Jokowi mengevaluasi Sigit. Alasannya sangat kuat, karena realisasi penerimaan pajak yang tidak membaik. “Evaluasi atas jajaran Direktorat Jenderal Pajak menjadi penting untuk dilakukan. Sudah saatnya Presiden tegas kepada jajaran eselon satu yang kinerjanya tidak punya prestasi,” ujar Misbakhun. (baca: Misbakhun: Presiden Jokowi Harus Evaluasi Dirjen Pajak)

Bagaimana pun target pajak yang terlalu tinggi atau optimis. Semua tidak akan tercapai, jika pemangku kebijakan tidak memiliki kinerja yang baik. Oleh karena itu, sudah seharusnya presiden Jokowi mengevaluasi kinerja Sigit Priadi.

Sumber lain

Sigit Priadi Pramudito, Dirjen Pajak dengan Segudang Pengalaman dan Terobosan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline