Jumat Agung dirayakan oleh setiap orang Kristen di seluruh penjuru dunia untuk memperingati wafatnya Yesus Kristus. Kematian Yesus bertujuan untuk menyelamatkan kita dari dosa.
Yesus mati untuk menggantikan kita, dan itulah sebabnya kurban Yesus seringkali disebut kurban pengganti (substitusi). Allah mengurbankan Yesus demi menyelamatkan kita. Setiap kesalahan dan dosa yang tidak diperbuat-Nya justru ditanggungkan kepada-Nya.
Sekalipun demikian, Yesus menjalani-Nya dengan penuh ketaatan dan kesetiaan. Hal yang biasanya akan kita hindari dan tolak seandainya itu diperhadapkan kepada kita.
Kita tidak akan pernah mau dan rela menanggung setiap kesalahan orang lain. Pastinya kita akan berontak dan melawan dan mengatakan bahwa itu tidak adil.
Bahkan seorang Angelina Sondakh pun yang baru saja bebas dari tahanan karena telah melakukan tindakan korupsi sempat melontarkan kalimat yang menegaskan bahwa dia tidak ingin dikorbankan sendiri, karena dia bukan Yesus.
Dan pasti kita pun akan mengambil sikap yang sama, karena pada dasarnya kita tidak ingin menanggung kesalahan orang lain, seperti yang telah dialami oleh Yesus.
Seharusnya kita malu memandang salib Kristus, karena pada salib itu akan terlihat jelas ketidaksetiaan kita kepada Allah. Ketidaksetiaan Adam kepada Allah. Karena Adam tidak setia kepada perintah Allah makanya dia jatuh ke dalam dosa. Ketidaksetiaan para murid.
Di manakah murid-murid ketika Yesus disalibkan? Hanya segelintir saja yang ikut hingga ke Golgota, itupun didominasi oleh kaum perempuan. Murid-murid yang lain lebih memilih mengamankan diri masing-masing. Bahkan Yudas telah mengkhianati Yesus dan Petrus telah menyangkal-Nya tiga kali.
Tentunya kita masih ingat kisah Yesus dielu-elukan ketika Dia hendak masuk ke dalam Yerusalem sambil menunggangi keledai. Orang banyak yang menyaksikannya menghamparkan pakaiannya, memotong ranting-ranting pohon dan menyebarkannya di jalan yang dilalui Yesus sambil berseru, "Hosana bagi anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan".
Akan tetapi di manakah mereka yang telah mengelu-elukan Yesus pada waktu Yesus disalibkan. Jangan-jangan justru mereka juga turut berteriak, "Salibkan Dia, salibkan Dia!!", ketika Yesus diadili. Hal ini sekali lagi menunjukkan ketidaksetiaan orang banyak itu.