Lihat ke Halaman Asli

Adi Putra

Dosen STT Pelita Dunia

Kurang Percaya

Diperbarui: 8 Maret 2022   12:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Image: http://www.thesickchicks.com/spot-light/2018/3/18/megans-story-finding-faith

Seringkali dalam perjalanan iman setiap orang Kristen diperhadapkan dengan berbagai macam tantangan dan persoalan hidup. Tidak sedikit masalah yang datang dapat membuat kita kehilangan sukacita dan damai sejahtera. Bahkan seringkali juga membuat kita kehilangan kuasa dan kepekaan untuk terus mengandalkan Tuhan. Hal ini disebabkan karena kita terlalu fokus kepada masalah dan mengesampingkan Tuhan serta kuasa-Nya.

Hal inilah yang juga dialami oleh murid-murid dalam Matius 17:14-21.  Kisah ini menceritakan tentang Yesus menyembuhkan seorang anak muda yang sakit ayan karena kerasukan Setan. Yang menarik untuk diperhatikan adalah keluhan yang disampaikan orang itu kepada Yesus dalam ayat 16. Di sana dikatakannya, "Aku sudah membawanya kepada murid-murid-Mu, tetapi mereka tidak dapat menyembuhkannya". Kok bisa? Bukankah pada Matius 10: 5-15, Yesus juga pernah mengutus mereka untuk pergi memberitakan kerajaan Surga. Di mana di dalamnya termasuk melenyapkan penyakit, membangkitkan orang mati, mentahirkan orang kusta, serta mengusir Setan (ay. 8). Lalu mengapa dalam perikop ini (17:14-21) mereka menjadi tidak berdaya dan tidak berkuasa. Sehingga orang lain pun menertawakan mereka.

Masalahnya di mana? Ternyata masalahnya ada pada mereka sendiri yang "kurang percaya" atau tidak percaya. Mereka bukan tidak percaya kepada Yesus sebagai Mesias, tetapi meragukan perkataan Yesus kepada mereka sebelumnya (10:8).

Hal ini penting untuk dicatat oleh setiap pelayan, karena apabila dalam pelayanan kita kurang percaya kepada perkataan Yesus maka pasti pelayanan kita tidak akan berkuasa, tidak akan berdampak, dan tidak akan membawa orang lain kepada Yesus. AP/PG.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline