Lihat ke Halaman Asli

Adi Putra

Dosen STT Pelita Dunia

The King of Lip Service

Diperbarui: 4 Juli 2021   20:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Image: https://www.naviri.org/2018/08/misteri-beelzebub.html

Ungkapan "The King of lip service" belakangan menjadi viral di media sosial bahkan menjadi sorotan jutaan pasang mata pengguna media sosial bahkan seluruh masyarakat Indonesia. Alasannya, karena ungkapan tersebut dimunculkan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia untuk mengkritik pemerintah, khususnya presiden Jokowi. Di mana berdasarkan klaim mahasiswa UI yang memviralkan ungkapan tersebut, mereka menilai Presiden Jokowi telah banyak melakukan pembohongan atau lebih tepatnya ingkar janji.

Sekalipun demikian, tidak semua masyarakat Indonesia setuju dengan tuduhan yang diberikan mahasiswa terhadap pemerintahan Jokowi. Bahkan mayoritas penduduk Indonesia masih sangat percaya kepada presiden Jokowi dan jajaran di bawahnya. Sekalipun masih banyak kekurangan di sana-sini namun terlihat bahkan masyarakat luas dapat merasakan dampak pembangunan yang telah dikerjakan oleh pemerintah di bawah arahan Presiden Jokowi.

Itulah sebabnya, di media sosial, bahkan media cetak dan TV, ungkapan "The King of Lip Service" mendapat tanggapan yang beragam bahkan pro-kontra. Banyak politikus dengan sigap menyambarnya dan mempergunakan momentum ini untuk mengkritik pemerintah. Akan tetapi tidak sedikit juga tokoh yang dengan terang-terangan menolak bahkan menganggap meme yang dikeluarkan BEM UI terlalu mengada-ada dan berlebihan.

Bahkan Jokowi sendiri sangat santai menanggapinya. Ketika Rektorat UI berusaha meminta klarifikasi BEM UI terhadap cuitan tersebut, maka presiden justru mengajak untuk melihatnya sebagai bentuk kebebasan mengungkapkan pendapat dan berekspresi dalam sebuah negara demokrasi. Pada intinya, presiden menerima hal itu sebagai bentuk kritik yang kontruktif.

Akan tetapi, apakah benar pak Jokowi the King of lip service? Biarlah masyarakat Indonesia yang menilainya. Saya sangat meyakini, pasti akan ada segelintir orang yang menganggap bahwa ungkapan tersebut benar adanya. Namun saya pun yakin bahwa mayoritas masyarakat Indonesia akan menolak tuduhan itu. Karena dampak dari kinerja pemerintahan Jokowi betul-betul dapat dirasakan oleh hampir seluruh masyarakat.

Akan tetapi, ada hal yang menarik dari ungkapan the King of Lip Service. Oleh karena ungkapan ini mengingatkan kita kepada si Jahat atau Iblis, di mana berdasarkan catatan Alkitab khususnya dalam Yohanes 8:44 menyebutkan Iblis sebagai pendusta atau bapa segala dusta. Apakah maksudnya? Apakah secara substansi sama dengan makna yang terkandung dalam ungkapan the King of lip service? Apabila memperhatikan secara sepintas maka sebenarnya baik pendusta maupun lip service hendak menekankan sikap yang membohongi, mendustai atau pun mengumbar janji-janji palsu belaka.  

Ungkapan yang menegaskan bahwa Iblis adalah pendusta dan dia adalah bapa segala dusta untuk menegaskan posisi orang-orang Yahudi yang sekalipun keturunan Abraham secara jasmani namun karena tindakan dan perbuatan mereka jauh dari apa yang dikehendaki Allah bahkan mereka justru menolak Yesus sehingga mereka sama sekali tidak mengerti setiap "bahasa" yang disampaikan oleh Yesus kepada mereka, maka Yesus mengatakan, "Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta,ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta". Pada bagian ini, Yesus sebenarnya hendak menunjukkan setiap background dari tindakan dan perbuatan mereka. Dengan menyebut Iblis adalah bapa mereka maka Yesus bermaksud membuka wawasan mereka akan sumber sesungguhnya akan setiap dorongan yang memunculkan tindakan-tindakan mereka, di mana bapa sesungguhnya  dari pekerjaan dan perbuatan mereka adalah Iblis. Itu tidak mungkin Abraham (ay. 39) atau Allah (ay. 42), melainkan Iblis.

Sejak semula Iblis adalah pembunuh, dan dialah yang mulai dari saat memutarbalikkan kebenaran yang merujuk kepada peristiwa di Taman Eden ketika dia mendatangkan kematian pada manusia melalui kepalsuan dan kebohongan (bdk. 1Yoh. 3:8; Rm. 7:11).  Untuk itulah kemudian si Iblis disebut sebagai pendusta bahkan bapa segala dusta. Atau kalau boleh meminjam istilah BEM UI, maka the King of lip Service yang sebenarnya adalah si Iblis.

Hal ini sebagai peringatan yang penting untuk dicatat supaya kita tidak lagi menjadi korban dusta atau penipuan si Iblis.  Oleh karena dusta adalah ciri khas atau sifat asli dari Iblis. Dia adalah sumber segala kebohongan (Kej. 3:1-6; Kis. 5:3; 2Tes. 2:9-11; Why.12:9). Ini adalah dosa karena bertentangan dengan pikiran Allah, yang adalah kebenaran (Why. 19:11). Acuh tak acuh terhadap dosa dusta merupakan salah satu tanda yang pasti dari keadaan yang tidak saleh, satu petunjuk bahwa seseorang belum dilahirkan oleh Roh Kudus (Yoh. 3:6) tetapi berada di bawah pengaruh Iblis selaku bapa rohaninya.

Jadi apabila masih ada orang Kristen yang masih suka berbohong, berdusta, dan sering mengumbar janji palsu maka berhati-hatilah, mungkin saja Anda telah berada dalam cengkeraman dan pengaruh dusta dari the King of lip service. Sadarlah! Bertobatlah! Supaya hidupmu kembali kepada jalan yang benar, dan Roh Kudus akan memperbarui segala perbuatanmu untuk menjadikanmu sebagai orang benar dan merdeka dari dosa. AP/PG

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline