Lihat ke Halaman Asli

Adi Putra

Dosen STT Pelita Dunia

Teori dalam Penelitian Kualitatif

Diperbarui: 24 April 2021   20:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber image: https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/12773/Memahami-Metode-Penelitian-Kualitatif.html

Teori pada penelitian kualitatif lebih bersifat holistik dengan jumlah teori yang dimiliki oleh peneliti cenderung lebih banyak karena harus disesuaikan dengan fenomena yang berkembang pada proses penelitian. Teori bagi peneliti kualitatif berfungsi sebagai bekal untuk bisa memahami konteks sosial secara lebih luas dan mendalam. Sekalipun demikian, dalam melaksanakan penelitian kualitatif, peneliti diharapkan mampu melepaskan teori yang dimiliki tersebut dan tidak digunakan sebagai panduan untuk menyusun instrumen termasuk sebagai panduan untuk wawancara, dan observasi.

Menurut John Creswell, para peneliti kualitatif menggunakan teori dalam penelitian untuk tujuan yang berbeda. Pertama, teori seringkali digunakan sebagai penjelasan atas perilaku dan sikap tertentu. Dalam hal ini, sikap dan perilaku dari objek penelitian. Misalnya, ketika kita hendak meneliti pada konteks masyarakat Badui, maka peneliti harus dapat menjelaskan sikap dan perilaku yang diperlihatkan oleh masyarakat setempat.

Kedua, para peneliti kualitatif seringkali menggunakan perspektif teoretis atau theorical lens atau perspective in qualitative research sebagai panduan umum untuk meneliti gender, kelas dan ras (atau masalah lain mengenai kelompok marginal). Mengapa dalam penelitian kualitatif, teorinya disebut theorical lens? Oleh karena dalam penelitian kualitatif, teori berfungsi membantu peneliti untuk membuat berbagai pertanyaan penelitian, memandu bagaimana mengumpulkan data serta menganalisis data. Berbeda halnya dengan penelitian kuantitatif yang mana teori diuji berdasarkan data lapangan, pada penelitian kualitatif justru teori berfungsi untuk memandu peneliti dalam bertanya, mengumpulkan data dan menganalisis data.

Ketiga, teori seringkali digunakan sebagai point akhir penelitian. Dengan menjadikan teori sebagai poin akhir penelitian, berarti peneliti menerapkan proses penelitiannya secara induktif yang berlangsung mulai dari data, lalu ke tema-tema umum, kemudian menuju teori atau model tertentu. Itulah sebabnya dalam penelitian kualitatif, setiap teori yang dibangun dan dikembangkan disebut sebagai grounded theory. Rancangan grounded theory adalah suatu prosedur kualitatif sistematis yang digunakan untuk menghasilkan teori yang menjelaskan, di tingkat konseptual luas, suatu proses, tindakan atau interaksi tentang suatu topik substantif. Dalam grounded theory research, teorinya adalah suatu teori "proses" yang menjelaskan suatu kejadian, kegiatan, tindakan, dan interaksi pendidikan dari waktu ke waktu.

Pada grounded theory, idenya adalah membangun atau menciptakan sebuah teori, sehingga teori menduduki posisi tertentu di akhir kajian kualitatif. Berdasarkan hal itulah kemudian teori dalam penelitian kualitatif dianggap sebagai sebuah lensa interpretatif. Di mana wujudnya dapat berupa sebuah teori yang diintrodusir di awal penelitian, teori yang muncul selama proses penelitian, atau teori yang diciptakan menjelang berakhirnya sebuah penelitian.

Seperti apa peneliti menggunakan sebuah teori, maka hal itu akan turut mempengaruhi penempatannya dalam sebuah penelitian kualitatif. Misalnya ketika menggunakan tema kultural atau perspektif teoretis, teori muncul di awal penelitian. Akan tetapi untuk sebagian besar rancangan kualitatif yang berorientasi pada teori, seperti etnografi kritis, maka penggunaan teori dikualifikasi dalam konteks grounded theory secara empiris membutuhkan relasi timbal-balik antara data dan teori. Data harus diolah secara dialektik agar dapat menghasilkan proposisi-proposisi baru yang memungkinkan munculnya kerangka teoretis, dengan tetap menjaga kerangka tersebut secara ketat agar tidak bercampur-baur dalam penelitian.

Keempat, pada beberapa penelitian kualitatif tidak menggunakan teori yang terlalu eksplisit. Kasus ini bisa saja terjadi disebabkan dua hal, yakni: (1) karena tidak ada satupun penelitian kualitatif yang dilakukan dengan observasi yang benar-benar murni, dan (2) karena struktur konseptual sebelumnya yang disusun dari teori dan metode tertentu telah memberikan starting point bagi keseluruhan observasi. Mengapa dalam penelitian kualitatif, teorinya tidak terlalu eksplisit? Oleh karena pada penelitian jenis ini, peneliti menempati tempat yang kunci dalam penelitian.

Itulah sebabnya, bagi Creswell, ada baiknya berpikir tentang teori yang masuk ke dalam penelitian kualitatif sebagai satu dari dua tipe teori berikut ini: teori ilmu sosial atau teori advokasi. Teori ilmu sosial adalah sebuah teori dari salah satu bidang-bidang ilmu sosial (misalnya: psikologi, sosiologi dan manajemen) yang digunakan secara deduktif dalam kajian kualitatif. Artinya, teori ini mengawali kajian dan membantu membentuk pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan hasil-hasil yang dicapai. Kemudian teori advokasi adalah teori yang digunakan untuk membantu individu-individu atau kelompok-kelompok yang tertindas.

Berikut beberapa cara penggunaan teori dalam penelitian kualitatif sebagai berikut:

  • Peneliti harus memastikan bahwa teori yang dipilih dapat diterapkan dalam penelitian kualitatif.
  • Peneliti harus mengidentifikasi bagaimana teori tersebut dijabarkan dan digunakan dalam penelitian yang dilakukan (bisa sebagai up-front, atau sebagai end point, atau juga bisa sebagai perspektif advokasi).
  • Peneliti bisa menempatkan teori pada bagian awal atau juga pada akhir penelitian.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa teori yang digunakan dalam penyusunan proposal penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan terus berkembang seiring berkembangnya penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan data atau informasi-informasi baru yang akan ditemukan dalam penelitian. Atau singkatnya, sejatinya penelitian kualitatif dilakukan untuk menemukan teori.AP

Referensi:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline