Lihat ke Halaman Asli

Adi Putra

Dosen STT Pelita Dunia

Mereka Akan Menamakan-Nya Immanuel

Diperbarui: 1 Desember 2020   21:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Image: teologireformed.blogspot

Natal merupakan salah satu hari raya orang Kristen yang rutin diselenggarakan setiap tahun. Sekalipun sebenarnya perayaan natal tidak hanya sekadar perayaan karena ada makna yang jauh lebih substansial dan urgen apabila dibanding hanya sebuah perayaan saja. Kalau saya bertanya, "Apa makna natal bagimu?" Pasti akan muncul banyak sekali argumentasi.

Bisa saja kita akan memberikan argumentasi bahwa: Natal adalah pengurbanan, Natal adalah solidaritas, Natal adalah kesederhanaan, Natal adalah universalitas, Natal adalah sukacita yang besar, Natal adalah penggenapan, Natal adalah kemenangan, dll. Akan tetapi, apa pun argumentasi yang kita kemukakan perihal natal, satu hal yang menjadi kabar gembira bagi seluruh umat manusia dari Natal adalah lahirnya sang Juruselamat atau Tuhan itu telah menjadi manusia.

Mengapa pesan di atas begitu penting? Satu-satunya cara untuk menyelesaikan dosa adalah Allah harus menjadi manusia, dan itu berarti janji keselamatan yang sudah sejak lama dijanjikan Allah sejak zaman PL sekarang tergenapi dan terealisasi. Beribu-ribu tahun lamanya manusia dirundung kekuatiran, ketakutan, kejahatan karena dosa telah mendistorsi kehidupan manusia. Akan tetapi sontak diruntuhkan dengan berita lahirnya sang Juruselamat, yang akan memberikan kelepasan dan kemerdekaan bagi semua umat manusia.

Kita kembali ke teks Matius 1:23. Ayat ini sebenarnya berisi penggalan perkataan malaikat kepada Yusuf. Di mana Yusuf sedang diperhadapkan dengan masalah yang begitu rumit, karena tunangannya ternyata telah mengandung. Tetapi yang membuat dia gelisah, ketakutan dan kuatir adalah mengapa Maria bisa mengandung padahal mereka belum melakukan apa-apa?

Akhirnya Yusuf pun berniat menceraikannya diam-diam. Karena dia tidak ingin mempermalukan tunangannya itu. Dalam situasi ini, Yusuf disebut orang yang tulus hatinya. Akan tetapi, karena Maria juga tidak melakukan kesalahan dan tindakan-tindakan yang salah, maka Tuhan pun mengutus malaikat-Nya untuk memberitahukan fakta yang sebenarnya kepada Yusuf (dalam mimpi) sebelum dia mengambil sebuah keputusan yang fatal. 

Apabila melihat perikop Matius 1:18-25 secara utuh, maka perkataan malaikat itu mulai dari ayat 20-23 yang mana dapat dikelompokkan ke dalam tiga bagian besar, yakni:

Ayat 20 bertujuan untuk memberikan klarifikasi kepada Yusuf tentang Maria yang mendandung dari Roh Kudus. Konfirmasi ini penting untuk menenangkan hatinya sekaligus menghilangkan prasangka yang buruk terhadap Maria.

Ayat 21 bertujuan untuk menegaskan tentang tujuan kelahiran Yesus yakni menyelamatkan manusia dari dosa. Hal ini sesuai dengan makna yang terkandung dalam nama Yesus.

Ayat 22-23 bertujuan untuk menegaskan bahwa kelahiran Yesus telah dinubuatkan dalam PL, sehingga dengan lahirnya Yesus sebagai manusia maka itu menggenapi setiap janji-janji Allah.

Lalu bagaimana memahami tema natal ini dalam konteks Matius dan Yesaya sekaligus membuatnya relevan dengan situasi masa kini? Ungkapan "Mereka akan menamakannya Immanuel" dikutip oleh penulis Injil Matius dari Yesaya 7:14. Ini merupakan firman yang disampaikan oleh Yesaya tentang Yehuda dan Yerusalem. Pada waktu itu mereka diserang oleh gabungan tentara Kerajaan Aram dan Israel Utara. Itulah sebabnya, Ahas, raja Yehuda diberitahukan oleh Yesaya tentang adanya kelepasan dari Allah -- tetapi Ahas menolaknya. Dia malah meminta bantuan kepada Asyur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline