Oleh: Adi Suhenra Sigiro, M.Th
Sahabat Pekerja! Ketika Tuhan menciptakan manusia, pada hakekatnya manusia diciptakan sebagai mahluk pekerja. Untuk itu, ketika Adam dan Hawa diciptakan, Tuhan berfirman supaya mereka bekerja mengelola dan mengusahakan taman Eden, taman di mana Allah menempatkan mereka (Kej. 2:15). Walaupun di Taman Eden semuanya sudah tersedia namun Adam dan Hawa harus mengerjakan dan mengelola dengan baik untuk memenuhi kebutuhan dan keperluan mereka. Bahkan setelah Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, mereka diminta untuk berpeluh atau bekerja lebih keras lagi karena Tuhan sudah mengutuk tanah sehingga tanah akan menghasilkan onak dan duri sebagai hukuman karena dosa. Karena itu, sudah sejak semula Tuhan menetapkan manusia bekerja untuk memenuhi kebutuhan mereka. Tuhan sendiri benci kepada mereka yang tidak memiliki kemauan untuk bekerja, Tuhan mengatakan barang siapa tidak bekerja, jangan dikasih makan (2 Tes. 3:10-11). Karena itu, setiap orang diwajibkan untuk bekerja keras.
Sahabat Pekerja! Namun, dalam Yohanes 6:27, Tuhan Yesus sendiri mengingatkan kita walaupun hakikat manusia sebagai mahluk yang bekerja, jangan sampai karena pekerjaan dan usaha yang kita kelola membuat kita menjadi lalai untuk memikirkan perkara-perkara yang bersifat kekal. Karena pada dasarnya, berapapun kekayakan yang kita dapatkan dari usaha dan pekerjaan kita, itu semuanya tidak dapat menyelamatkan dan membawa kita masuk dalam kerajaan Allah. Berapapun kekayaan yang kita dapatkan dari usahan dan pekerjaan, ada waktunya ketika kita sakit, semunya tidak bisa memberikan pertolongan bagi kita.
Sahabat Pekerja! Kita harus tetap bekerja, namun jangan sampai pekerjaan yang kita lakukan membuat kita tidak fokus akan perkara-perkara yang bersifat kekal. Tuhan Yesus mau supaya kita kita tetap fokus kepada perkara yang kekal yang dapat membuat iman kita semakin bertumbuh dan percaya kepada Tuhan Yesus (Yoh. 6:28-29). Ada pun perkara-perkara kekal yang dapat membuat iman kita bertumbuh dan semakin percaya kepada Tuhan Yesus adalah rajin berdoa atau membagun persekutuan dengan Tuhan, membaca dan merenungkan firman Tuhan, kemudian beribadah dan mengikuti care cell atau komsel gereja yang ada diwilayah terdekat kita. Jika kita memprioritaskan perkara-perkara yang kekal seperti hal di atas, maka Tuhan akan turut bekerja dalam menolong usaha dan pekerjaan yang kita lakukan. Sehingga sekalipun usaha dan pekerjaan kita mengalami banyak rintangan dan tantangan, kita akan mampu menyelesaikannya dengan pertolongan dan campur tangan Tuhan.
Ingat, sebelum Yesus mengingatkan supaya pengikut-Nya fokus pada perkara yang kekal, Yesus lebih dahulu membuat mujizat lima roti dan dua ikan memberi makan lima ribu orang (Yoh. 6:1-14). Hal ini mengingatkan kita bahwa Tuhan sanggup mengadakan yang tidak mungkin menjadi mungkin. Karena itu, jangan takut mengorbankan waktu kita untuk bersekutu, membaca dan merenungkan firman Tuhan, beribadah, ikut ambil bagian dalam pemuridan. Walaupun mungkin waktu kita untuk bekerja dan berusaha jadi berkurang, percayalah, jika kita mengutamakan perkara-perkara yang kekal maka Tuhan yang memberikan berkat dalam perkerjaan dan usaha yang kita kelola, sebagaimana yang ditulis dalam Mat. 6:33 yang berbunyi: " Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H