Lihat ke Halaman Asli

Adi SuhenraSigiro

Melayani Tuhan, Keluarga, Negara, Gereja, Sesama, serta Lingkungan merupakan panggilan sejak lahir

3 Rahasia Hidup Berkelimpahan

Diperbarui: 23 Agustus 2022   14:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Sahabat Pembaca yang diberkati Tuhan! Apakah sahabat pembaca rindu untuk mengalami terobosan dalam perekonomian dan pekerjaan? Bagi sahabat pembaca yang rindu mengalami terobosan dan mujizat kelimpahan dari perekonomian maka berikut merupakan hal yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 

Kesatu, menabur saat kekurangan: belajar dari kisah janda di Sarfat. Sahabat Pembaca yang beriman! Bagaimana perasan anda, saat anda kekurangan namun pada saat yang sama, ada orang lain datang minta bantuan atau pertolongan pada anda? Apakah anda langsung marah? Tersinggung? Atau sedih karena berniat memberi namun merasa masih kekurangan? 

Memang memberi saat kekurangan sangatlah sulit dan berat. Namun kalau anda memberi dalam kekurangan didorong oleh belas kasih dari Tuhan maka jangan menunda-nunda, sebaiknya anda harus melakukannya karena bisa jadi orang tersebut Tuhan ijinkan datang kepada anda untuk menguji iman dan kerelaan anda untuk berkorban sekalipun dalam kekurangan. Jika anda lulus maka hal tersebut menjadi sarana untuk Tuhan memberkati hidup anda. 

Pelajaran memberi dalam kekurangan dapat anda  lihat dari seorang janda di Safrat. Ketika nabi Elia menemui janda tersebut dan meminta supaya baginya dibuatkan sepotong roti (1 Raj. 17:11). Perempuan janda tersebut memberitahu kepada Elia bahwa ia hanya memiliki segengam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. 

Bahkan perempuan itu  mengatakan bahwa apa yang tersedia hanya cukup untuknya dan anak-anaknya, dan apa yang ada tinggal hanya untuk sekali makan saja (1 Raj. 17:12). 

Kemudian nabi Elia menyampaikan firman Allah bahwa kalau janda tersebut membuatkan untuknya terlebih dahulu maka tepung dalam tempayan dan minyak dalam buli-bulinya tidak akan habis sampai musim hujan karena pada waktu itu terjadi kekeringan (1 Raj. 17:13-14). 

Karena didorong oleh iman, maka janda tersebut mengola tepung yang tinggal sedikit kemudian dengan sukarela memberikannya kepada Elia. Dampak dari tindakannya, maka Tuhan memelihara janda dan anak-anaknya dengan cara tepung dan dalam tempayan dan minyak dalam buli-buli tidak habis sampai lewat masa kekeringan, seperti yang disampaikan oleh Elia (1 Raj. 17: 16).  

Dengan belajar dari pengalaman janda di Sarfat tersebut, maka dalam kekurangan tetaplah memberi dan menabur baik kepada seseorang yang membutuhkan pertolongan anda, maupun untuk persembahan kepada Tuhan melalui gereja, namun harus dengan tindakan iman dan kasih, supaya Tuhan memberkati taburan anda, sehingga berkat Tuhan terus mengalir melalui apa yang anda usahakan dan kerjakan. Selamat menabur dalam kekurangan dengan tindakan iman dan kasih maka berkat dan pemeliharaan Tuhan akan turun atas hidup anda.

Kedua, menggunakan berkat Tuhan bukan untuk kepentingan diri sendiri:  belajar dari Bangsa Yehuda pada masa Nabi Hagai. Bagaimana perasaan anda, ketika anda sudah bekerja keras menghabiskan waktu dan tenaga sedemikian rupa, bahkan telah menghabiskan modal yang memadai namun anda selalu merasa kekurangan atau minus dalam hal keuangan atau  ekonomi? 

Atau pernahkah anda mengalami hal demikian, anda sudah bekerja keras dan memperoleh penghasilan yang memadai, namun selalu ada pengeluaran yang tidak diduga, mengakibatkan hasil keringat anda seperti tidak nampak? 

Jika anda pernah mengalaminya atau sekarang sedang mengalami hal yang demikian, mungkin anda merasa sedih, dan merasa ada yang tidak beres dengan cara anda mengelola keuangan atau perenomian yang anda miliki. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline