Lihat ke Halaman Asli

Setan di bulan Ramadhan

Diperbarui: 5 Februari 2021   03:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bulan Ramadhan merupakan bulan suci dan sangat ditunggu-tunggu oleh umat islam di seluruh penjuru dunia. Karena semua amal kebaikan pahala akan dilipatgandakan dalam bulan Ramadhan. Umat islam mengerjakan ritual peribadatan yaitu puasa satu bulan penuh di bulan ini, disamping itu bulan Ramadhan juga dihiasi dengan berbagai macam amal ibadah lainnya seperti sholat taraweh, tadarus dan lain sebagainya. Tak heran apabila dibulan ini umat islam berlomba-lomba memperbanyak amal ibadahnya terlebih lagi ketika memasuki minggu terakhir -ada yang mengatakan sepuluh hari terakhir- di bulan Ramadhan yang disana terdapat malam laylatul qodar atau malam yang jauh lebih baik dari pada seribu malam lainnya.

Dalam bulan Ramadhan Allah SWT berkenan membelenggu setan agar tidak lagi menggoda atau membisikan keraguan kepada manusia. Setan merupakan musuh manusia sampai hari kiamat datang, diawali ketika setan menggoda Nabi Adam sehingga mengakibatkan terusinya Nabi Adam dari surga. Ketika setan dibelenggu maka dia tidak lagi bisa menggoda manusia sehingga manusia bisa fokus beraktivitas dan beribadah kepada Allah SWT.

Meskipun demikian kemaksiatan masih sering terjadi dimana-mana, masih ada sebagian orang yang melakukan dosa di bulan Ramadhan bahkan tidak mau berpuasa tidak mau menjalankan perintah Allah. Mengapa hal tersebut bisa terjadi ? Bukannya setan sudah dibelenggu ? Lalu apa yang mendorong manusia untuk melakukan kemaksiatan di bulan Ramadhan ?

Hal ini menarik untuk kita bahas, selama ini kita sering menyalahkan setan dalam setiap dosa yang kita lakukan, karena setan memang akn selalu menggoda manusia sampai hari kiamat akan tetapi setan sudah tidak bisa lagi melakukan itu karena dia dibelenggu. Dari ini kita sudah bisa memahami bahwa apabila ada manusia melakukan kemaksiatan, berbuat dosa di bulan Ramadhan maka itu semua adalah murni dorongan dari hawa nafsu manusia itu sendiri tanpa ada campur tangan dari setan.

Pada dasarnya setan tidak terlalu banyak berperan dalam menyesatkan manusia, setan hanya memanfaatkan sisi kelemahan manusia yaitu hawa nafsu, dia menjadikan manusia memandang baik pada kehendak jahat hawa nafsu. Jika di bulan-bulan yang lain manusi bisa menyalahkan setan, maka tidak untuk di bulan Ramadhan. Hawa nafsu akan selalu mengajak manusia pada kejelekan.

Lalu bagaimana caranya agar kita terhindar dari dorongan jahat hawa nafsu ? Hawa nafsu bukanlah makhluk diluar manusia, akan tetapi dia berada dalam diri manusia sehingga manusia tidak bisa memisahkan diri denganya satu-satunya cara adalah mengendalikannya, yang tadinya mengajak pada kejelekan kita arahkan kearah yang baik. Maka dari itulah kita umat islam diperintah untuk menjalankan ibadah puasa satu bulan penuh, karena puasa bisa mengekang dan menahan kehendak hawa nafsu, puasa melatih kita untuk mengendalikan hawa nafsu bahkan bukan hanya menahan diri pada hal-hal yang haram namun juga menahan diri pada hal-hal yang halal, seperi makan, minum, berhubungan sex dengan istri (di sang hari) dsb.

Tidak salah apabila puasa dikatakaan sebagai bentuk kasih sayang Allah kepada hambanya, Allah ingin melatih manusia agar memiliki kemampuan untuk mengendalikan hawa nafsunya tanpa adanya gangguan dari setan. Apabila ada manusia yang enggan melaksanakan perintah Allah maka dia tidak hanya mendurhakaiNya namun itu juga merugikan dirinya sendiri.

Maka dari itulah kita harus berterimakasih kepada Allah atas kemurahanNya, dengan kita menjalankan perintahNya. Latihlah diri kita agar bisa mengendalikan hawa nafsu musuh terbesar manusia bukanlah setan atau iblis namun musuh terbesar manusia adalah dirinya sendiri yaitu hawa nafsu. Mulai sekarang jangan terlalu sering menyalahkan setan dalam setiap dosa yang kita lakukan koreksilah diri kita sendiri karena begitu banyak dorongan melakukan kemaksiatan yang timbul dari diri kita sendiri.

*Tulisan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline