Lihat ke Halaman Asli

Adhyra Irianto

Penulis, seniman teater (tingkat kecamatan)

Bila Depak Pioli, AC Milan Berarti Tak Menghargai Sebuah Proses

Diperbarui: 21 Juli 2020   03:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Stefano Pioli sumber: instagram @acmilan

Sebelum pandemi dimulai, tim asal kota Milano, AC Milan nyatanya dikabarkan telah menjalin komunikasi dengan pelatih asal Jerman, Ralf Rangnick. Semua dimulai ketika pelatihnya saat ini, Stefano Pioli dianggap gagal memberikan perubahan pada AC Milan. Puncaknya, ketika Milan dihajar Atalanta dengan skor mencolok, 5-0.

Padahal, Stefano Pioli baru mendarat ke Milan pada bulan Oktober 2019 setelah klub kota mode tersebut memecat Marco Giampolo yang gagal total di 7 laga perdana Serie A edisi tahun ini.

Milan tak sabar menunggu, ketika Stefano Pioli mencatatkan hasil buruk juga dalam 9 pertandingan pertamanya. Milan hanya meraih hasil imbang lawan Lecce ketika ia pertama datang dan menang tipis melawan tim degradasi SPAL. Selanjutnya, bergantian AS Roma, Lazio dan Juventus menghajar AC Milan.

Kekalahan berturut tersebut membuat AC Milan sepertinya mulai mencari-cari alasan untuk memecat Pioli. Namun Pioli mulai mencoba membuktikan racikannya pas untuk AC Milan ketika imbang dengan Napoli, lalu menang melawan Bologna.

Manajemen AC Milan kembali mendapatkan alasan untuk menyingkirkan pelatih berkepala plontos tersebut setelah Atalanta menghajar AC Milan 5 gol tanpa balas. Saat itu, penampilan AC Milan memang cenderung kurang konsisten, lalu AC Milan terlempar ke peringkat 10 klasemen.

Ketika seperti AC Milan sudah terbiasa dengan racikan Pioli dan menunjukkan hasil positif, giliran tim tetangga satu kota Intermilan yang membuat kursi kepelatihan Pioli kembali goyah. Milan berhasil mengalahkan Sampdoria, Cagliari, Udinese, dan Brescia dan hanya imbang melawan Verona.

Tapi, kekalahan 4-2 melawan Intermilan membuat rumor pergantian pelatih AC Milan kembali berhembus. Ditambah lagi, pertandingan terakhir sebelum Serie A resmi dihentikan karena pandemi Covid-19 diwarnai dengan kekalahan AC Milan dari tim semenjana, Genoa.

Langkah Juventus Jadi Scudetto Bisa Terganggu Hal Ini

Sebenarnya, setiap pelatih membawa racikan yang berbeda-beda. Tidak hanya pelatih yang harus beradaptasi dengan pemain yang dimiliki tim, tapi juga pemain yang beradaptasi dengan racikan pelatih. Maka keputusan AC Milan yang terus ingin menggonta-ganti pelatih bukanlah jalan keluar yang baik untuk mereka. Setiap pelatih tentunya butuh waktu untuk menguji dan bereksperimen dengan formasi dan gaya bermain masing-masing.

Dan Pioli, pelatih yang sudah malang melintang 2 dekade di Italia ini juga butuh kepercayaan lebih. Waktu selama pandemi mungkin dimanfaatkan sebisa mungkin untuk mematangkan formasinya. Hasilnya, tokcer.

Pasca Pandemi, Milan tidak terkalahkan. Mencetak 25 gol selama 8 pertandingan terakhir, bahkan membantai Lazio, Juventus, Parma, Roma, Lecce dan Bologna tanpa ampun. Milan baru mencatatkan 16 kemenangan musim ini, dan 6 di antaranya dicatatkan pasca Pandemi. Sekarang, AC Milan jelas-jelas sudah memberikan ancaman pada Roma dan Napoli yang berada di peringkat 5 dan 6. Bahkan, meski selisih hampir 12 angka dengan peringkat 4 Lazio, melihat hasil kurang baik yang ditunjukkan Lazio berturut-turut malah menjadikan AC Milan juga bisa menyodok ke posisi 4 bila beruntung.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline