Lihat ke Halaman Asli

Sebab Musibah

Diperbarui: 8 Desember 2016   06:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ada lagi yang datang menatang
Mengusik ruang menyusuri hening
Saat hati sibuk mencetak pematang
Tuhan meminta sedikit air bening
Serupa tagihan atas segala utang
Menjadi pesan yang maha penting

Ada lagi yang datang menantang
Ketika malam mulai membuka diri
Ini bukan hanya cerita soal petang
Pula siapa yang punya harga diri
Inilah ujian bagi jiwa yang matang
Demi teguhnya iman dan jati diri

Aceh kembali di landa gempa bumi
Menelan korban harta dan nyawa
Seperti cinta yang sedang bersemi
Karenanya hilanglah segala tawa
Berganti duka yang menyalami
Membuat goresan di paruh jiwa

Serupa cinta di garis kelembutan
Musibah datang mengukir resah
Tuhan tak hentinya beri peringatan
Sebagai rangkaian pesan gelisah
Jiwa tandus harus punya catatan
Agar pipih tak selamanya basah

Pada jiwa-jiwa yang di liputi cemas
Teguhkanlah hati dari tagis sesak
Jangan biarkan harapan ikut lemas
Jagalah persatuan jangan di rusak
Biarkan sedih terbang seperti kapas
Jadikan ini perekat layaknya pasak

Mari berdoa atas segala musibah
Sebelum mata hati ikut terpejam
Ini pelajaran dari yang kita sembah
Jangan lupa jaga lidah yang tajam
Biar dosadosa tak lagi bertambah
Nikmati hidup walau sedikit kejam

***

~ Negeri Para Daeng, 8/12/2016 ~

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline