Saat ini dari setiap kita pasti menggunakan kata sandi yang sama di media sosial yang kita miliki. Namun, pernahkah anda berpikir bahwa itu merupakan suatu bencana bagi kita yang rentan terhadap kejahatan cyber.
Semakin maju nya teknologi, membuat hampir setiap orang dapat dengan mudah mendapatkan informasi dari media mana pun. Hal ini tanpa disadari dari kita banyak sekali mengeshare kegiatan privasi kita di media sosial. Semacam detail lokasi, data diri atau pun seperti data yang rentan digunakan untuk kejahatan cyber.
Menurut CEO NSHC Louis Hur, ternyata lebih dari 50% kejahatan cyber berasal dari media sosial Facebook dan Twitter. Di samping itu, dengan mudah orang akan dapat mengetahui informasi personal tanpa harus mengenalnya. Pada layar berukuran datar, setiap orang dengan mudah membuka informasi, melalui media sosial seperti facebook, twitter, instagram dan lainnya.
Di sisi lain, tingginya aktivitas masyarakat di dunia maya sangat terasa selama pandemi virus corona (covid-19). Sebab, aktivitas lapangan masyarakat dikurangi untuk menekan risiko penularan virus corona.
Hal ini juga menunjukkan meluasnya kejahatan cyber di Indonesia yang terjadi sejak Januari hingga pertengahan Juni 2020 mencapai 2.259 kasus.
Dari jumlah itu, 527 kasus di antaranya telah diselesaikan. Berdasarkan survei yang dilakukan perusahaan keamanan cyber, Eset, 79% responden melakukan pemeriksaan sebelum mengobrol dengan orang asing. Namun 21% responden tidak melakukan pengecekan, sehingga sangat rentan terhadap kasus pencurian identitas.
Di samping itu, kebanyakan responden menggunakan kata sandi yang sama untuk multiplatform. Sekitar 48% responden menggunakan kata sandi serupa di seluruh platform. Meskipun kelihatannya sepele, kita perlu berhati-hati dalam membuat kata sandi sehingga peretas tidak mudah mengakses platform media sosial kita.
Agar terhindar dari peretasan, langkah pencegahan paling mudah adalah dengan menggunakan kata sandi unik pada setiap akun yang digunakan. Hilangkan kebiasaan menggunakan kata sandi yang mudah ditebak dan ganti lah dengan kombinasi angka, huruf, dan karakter lain. Jangan lupa gunakan campuran huruf besar dan huruf kecil agar kata sandi semakin unik. Terakhir, gunakan kata sandi yang berbeda untuk masing-masing media sosial yang kita miliki untuk menutup peluang bagi penjahat cyber dalam melakukan peretasan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H