Lihat ke Halaman Asli

Puisi: Rintik Hujan Turun Perlahan

Diperbarui: 25 Agustus 2023   07:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://pin.it/438yFEy

Rintiknya mulai turun perlahan
Menari-nari di jendela kalbu
Tiap tetes seperti kisah yang terpendam
Mengalun dalam bisu, dalam gelap.

Awan hitam berarak merangkul senja
Menghapus jejak garis-garis mentari
Seperti kenangan yang perlahan memudar
Menyisakan kerinduan yang abadi.

Dalam hening, rintik ini bercerita
Tentang sepi yang datang tanpa kata
Tentang hati yang perlahan merana
Menyatu dengan alun hujan yang diam.

Namun dalam redup, ada harap yang tersimpan
Sebatang benih yang tetap hidup
Seperti kehidupan yang terus bergerak
Meski duka melanda, meski waktu terus bergulir.

Rintiknya mulai turun perlahan
Menyentuh bumi dengan lembut
Ia mengingatkan bahwa setiap luka
Bisa menjadi awal dari yang baru.

Dalam rintik, terukir kenangan
Momen-momen indah dan pahit
Bagai lukisan dalam aliran waktu
Menyatu dalam cerita kehidupan yang tak terlupakan.

Rintiknya mulai turun perlahan
Seperti pelajaran dari langit yang lembut
Bahwa dalam kesederhanaan sebuah tetes
Terdapat kekuatan untuk terus bertahan.

Hujan reda, namun cerita tetap abadi
Dalam setiap detak jantung yang berdegup
Rintiknya, puisi dalam diam
Mengajak kita merenung, dan terus berjuang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline