Lihat ke Halaman Asli

Puisi: Penat

Diperbarui: 29 Juli 2023   20:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://pin.it/50sjlHO

Di tengah hiruk-pikuk dunia yang membelenggu,Kususuri lorong-lorong malam penuh kepenatan.Kota gemerlap, bercahaya, namun hati terasa merana,
Ku rindu teduhnya malam yang sunyi, sendu nan sepi.

Langkah kaki lelah berjalan, tak terasa berat,
Di pundakku terasa beban, seakan tak ada henti.
Mimpi-mimpi terasa kabur, hilang di ufuk jauh,
Kuharapkan pelangi di tengah hujan, hadirkanlah secercah harapan.

Bunga-bunga mekar, menghiasi taman indah,
Namun jiwaku layu, tak lagi bergairah.
Ku butuh istirahat, dalam pelukan malam,
Mungkin di sana kusadari, hidup tak selalu keras.

Oh, penat ini merasuki tubuh dan jiwa,
Menghapuskan senyum, menyisakan keraguan.
Namun tegarlah hati, walau terasa rapuh,
Ku yakini, di setiap cobaan terdapat hikmah yang tersirat.

Puisi penat ini kuhiasi dengan doa,
Semoga ada sinar terang yang kan menyinari.
Tuk kembali bangkit, menghadapi dunia,
Menemukan makna sejati di balik penat yang menghimpit.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline