[caption caption="Aktivitas di pabrik coconet"][/caption]
[Hari keenam, 19 Februari 2016]
Kualitas suatu perusahaan bisa dilihat tidak hanya dari kualitas produk yang dihasilkan. Namun, bisa juga dilihat dari sebesar apa manfaat yang bisa dirasakan oleh masyarakat di sekitar perusahaan itu berada.
“Terima kasih sudah berkunjung. Jangan lupa mampir lagi ke rumah Bapak kalau ke Sekongkang lagi”, pesan Pak Husni kepada kami. Sejak pagi kesibukan sudah mulai tampak di beranda rumah yang pertama dibangun di Desa Kemuning itu. Kami berpamitan dengan keluarga Pak Husni setelah menginap di rumahnya selama dua malam. Setelah melakukan berbagai kegiatan di Sekongkang, rangkaian acara bootcamp berlanjut ke Maluk.
Agenda pertama kami pada hari keenam bootcamp ini adalah melihat pembibitan berbagai jenis tanaman di Communication and Development (ComDev) Center. Unit yang dibentuk PT Newmont ini berfungsi sebagai penghubung antara perusahaan dengan masyarakat di sekitar lokasi tambang. Begitu sampai di area ComDev Center, Pak Thohir yang merupakan penanggung jawab lokasi ini mengarahkan kami menuju balai pertemuan. Dari tempat itu kami bisa melihat hamparan sawah, area persemaian bibit tanaman, dan kebun buah naga.
Sejak tahun 2007, ComDev bekerja sama dengan Lembaga Pengembangan Pertanian dan Pesisir Sumbawa Barat (LP3SB) merintis area percontohan agrikultur bagi masyarakat lokal. Kondisi tanah dan cuaca di wilayah ini memiliki karakter khusus sehingga tidak semua jenis tanaman bisa tumbuh dengan baik. Uji coba dilakukan pada berbagai jenis tanaman. Tanaman yang cocok dengan kondisi lahan di Sumbawa Bara lantas dikembangkan lebih lanjut di area persemaian untuk mendapatkan bibit-bibit terbaik. Hingga saat ini, bibit tanaman yang dihasilkan ComDev antara lain jati, mahoni, nimba, mangga, kelengkeng, jambu biji, sirsak, dan buah naga.
ComDev memberikan bibit tanaman secara gratis kepada masyarakat yang memiliki lahan dan berkomitmen menanam bibit tersebut. Distribusi bibit diutamakan bagi masyarakat di daerah lingkar tambang seperti Sekongkang, Maluk, Jereweh, dan Taliwang. Setelah kebutuhan daerah tersebut terpenuhi, bibit juga didistribusikan hingga wilayah Sumbawa Besar. Antusiasme masyarakat dalam mengikuti program ini terbilang bagus. Setelah bibit dibagikan, ComDev melakukan pemantauan dan menerima laporan dari masyarakat mengenai perkembangan upaya agrikultur yang mereka laksanakan.
ComDev juga mengembangkan system of rice intensification (SRI), yaitu metode bercocok tanam yang menggunakan air lebih sedikit, tenaga kerja lebih intensif, dan bibit padi dengan usia lebih muda. Metode SRI yang diterapkan adalah metode jajar legowo yang telah terbukti berhasil dikembangkan di Karawang. Dengan memperlebar jarak tanam benih saat penanaman, hasil panen yang didapat lebih banyak dibanding dengan menggunakan sistem tradisional.
Beralih dari ComDev, kami berkunjung ke Bank Sampah Lakmus (BSL). Lembaga independen ini merupakan binaan PT Newmont dalam tanggung jawab sosial perusahaan bidang lingkungan. BSL menghimpun berbagai jenis sampah dari warga yang masih memiliki nilai ekonomis. Sampah yang terkumpul akan ditukar dengan saldo tabungan dengan nilai tertentu, sesuai dengan kategori dan berat sampah.
[caption caption="Contoh buku tabungan di Bank Sampah Lakmus"]
[/caption]