Lihat ke Halaman Asli

adhikaridwidasa

Mahasiswa KKM Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Menghidupkan Kembali Semangat Gotong Royong di Era Modern

Diperbarui: 10 Januari 2025   23:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana Kerja Bakti Membangun Aula Pondok (dok: wafid)

Menghidupkan Kembali Semangat Gotong Royong di Era Modern


Partisipasi aktif dalam kegiatan masyarakat menjadi salah satu wujud nyata dari penerapan nilai-nilai pendidikan karakter, terutama bagi mahasiswa yang tergabung dalam Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM). Kegiatan ini tidak hanya bertujuan membantu masyarakat, tetapi juga mempererat hubungan sosial antara mahasiswa dan warga. Salah satu contoh implementasi partisipasi ini terlihat dari aksi KKM Kelompok 65 Adhikari Dwidasa di Desa Plandi, Dusun Selobekiti. Mereka turut andil dalam kerja bakti membangun aula pondok. Hal ini merupakan sebuah inisiatif penting yang tidak hanya memiliki fungsi fisik tetapi juga nilai strategis bagi perkembangan masyarakat setempat.

Aula pondok di Dusun Selobekiti dirancang sebagai fasilitas serbaguna yang akan menjadi pusat kegiatan sosial, budaya, dan pendidikan. Kehadiran mahasiswa KKM sebagai mitra pembangunan menunjukkan bagaimana akademisi muda mampu menjadi motor penggerak pembangunan dusun yang berkelanjutan. Dalam kerja bakti membangun aula pondok di Dusun Selobekiti, Desa Plandi, mereka tidak hanya menunjukkan semangat kolaborasi, tetapi juga memperlihatkan bagaimana ilmu dan sumber daya dari perguruan tinggi dapat memberikan dampak positif bagi komunitas lokal.

Hal ini sejalan dengan tren positif keterlibatan mahasiswa terhadap masyarakat setempat. Keterlibatan seperti ini sangat penting, terutama dalam membangun koneksi antara dunia akademik dan komunitas lokal. Tidak hanya membawa dampak langsung berupa pembangunan fisik, tetapi juga memberikan pembelajaran sosial kepada mahasiswa tentang nilai kebersamaan dan pemberdayaan masyarakat. Mahasiswa KKM juga membawa semangat inovasi, keterampilan, dan energi yang memberikan manfaat nyata bagi dusun.

Kegiatan kerja bakti membangun aula pondok di Dusun Selobekiti yang dilakukan oleh Kelompok Kerja Mahasiswa (KKM) 65 Adhikari Dwidasa adalah contoh nyata tentang bagaimana kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat lokal yang dapat menciptakan dampak positif yang signifikan. Pembangunan aula ini bukan hanya soal menciptakan infrastruktur fisik, tetapi juga tentang membangun hubungan sosial, berbagi nilai, dan menciptakan solusi yang relevan bagi kebutuhan masyarakat.

Dusun Selobekiti, seperti banyak wilayah pedesaan lainnya, menghadapi keterbatasan dalam hal akses terhadap fasilitas publik. Aula pondok ini akan menjadi tempat berkumpul yang multifungsi, memungkinkan masyarakat untuk mengadakan berbagai kegiatan seperti pertemuan desa, pelatihan keterampilan, hingga acara keagamaan. Keberadaan aula ini diharapkan dapat menjadi pusat peradaban kecil yang memperkuat interaksi sosial di tingkat lokal.

Kegiatan kerja bakti yang dilakukan oleh Kelompok Kerja Mahasiswa (KKM) 65 Adhikari Dwidasa di Dusun Selobekiti, Desa Plandi, adalah sebuah contoh nyata dari kolaborasi yang memberikan dampak berkelanjutan. Pembangunan aula pondok ini bukan hanya tentang hasil akhir berupa infrastruktur, tetapi juga tentang proses yang melibatkan banyak pihak, dari mahasiswa hingga masyarakat setempat. Gotong royong yang menjadi inti dari kegiatan ini telah membuktikan bahwa semangat kebersamaan tetap relevan dan mampu menjawab berbagai tantangan zaman. Mahasiswa yang terlibat tidak hanya menjalankan tugas akademik, tetapi juga meninggalkan jejak sosial yang signifikan. Mereka belajar untuk menjadi pemimpin yang tidak hanya berorientasi pada prestasi individu, tetapi juga mampu membangun harmoni dalam komunitas. Bagi masyarakat, kolaborasi ini memberikan harapan baru dan inspirasi untuk terus bekerja sama demi kemajuan bersama.


Suasana Kerja Bakti Membangun Aula Pondok (dok: haaidar)

Partisipasi mahasiswa KKM 65 dalam pembangunan ini memperlihatkan bagaimana pengabdian masyarakat dapat menjadi jembatan antara teori dan praktik. Mahasiswa tidak hanya belajar menerapkan ilmu yang mereka peroleh di bangku kuliah, tetapi juga memahami dinamika kehidupan masyarakat pedesaan. Interaksi langsung dengan warga memberikan pengalaman berharga dalam memahami tantangan yang dihadapi komunitas lokal, sekaligus memperkuat empati dan kepekaan sosial.
Selain itu, kerja bakti membangun aula pondok menjadi sarana untuk menghidupkan kembali semangat gotong royong yang kian tergerus oleh arus individualisme di era modern. Pak Juri, selaku Kepala Dusun Selobekiti, menyebutkan bahwa bagaimana mahasiswa dan masyarakat bahu-membahu bekerja sama dalam proses pembangunan. Tidak ada sekat antara mereka, semua pihak berkontribusi sesuai kemampuan masing-masing, mulai dari tenaga hingga ide-ide inovatif.

Di sisi lain, kegiatan ini juga mencerminkan pentingnya peran institusi pendidikan dalam memberdayakan masyarakat. Universitas sebagai pusat ilmu pengetahuan memiliki tanggung jawab moral untuk membagikan sumber dayanya demi kemajuan bersama. Dengan mendukung program KKM seperti ini, perguruan tinggi dapat membuktikan komitmennya untuk menjadi agen perubahan yang relevan di tengah masyarakat. Kegiatan ini memberikan manfaat dua arah. Bagi masyarakat, mereka mendapatkan fasilitas yang akan meningkatkan kualitas hidup sehari-hari. Sementara bagi mahasiswa, pengalaman ini menjadi laboratorium sosial yang mengajarkan mereka nilai kepemimpinan, kerja sama, dan pengabdian. Sebuah kolaborasi yang memberikan keuntungan bagi semua pihak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline