Lihat ke Halaman Asli

ADHIKARA CANDRADITYA N

Mahasiswa S1 Digital Public Relations - Telkom University

Metaverse, Dunia Penghubung yang Semu

Diperbarui: 20 Juni 2022   11:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Istilah metaverse semakin populer setelah CEO Facebook, Mark Zuckerberg mengubah nama perusahaannya menjadi Meta Platforms Inc. Perusahaan ini kemudian menjadi induk dari berbagai perusahaan media sosial mulai dari Facebook, Instagram, hingga WhatsApp.

Namun yang menggemparkan dunia internet pada pertengahan 2021 hingga kini ialah karena dengan hadirnya konsep dari Metaverse

Metaverse berasal dari penggabungan dua kata yakni meta dan universe yang merupakan 'dunia' virtual tanpa akhir yang bisa saling terhubung satu sama lain. 

Metaverse hadir seolah untuk menciptakan dunia baru yang mana nantinya seseorang bisa tinggal dan mencari kawan disana dengan jaringan yang bekerja secara real-time. 

Untuk memasuki dunia virtual tersebut, tentunya kita membutuhkan akses internet serta perangkat pendukung yang mumpuni. 

Metaverse didukung dengan teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) yang mencakup berbagai hal, misalnya game dan mata uang digital.

Secara singkatnya, metaverse adalah sebuah dunia digital tiga dimensi di mana penggunanya bisa melakukan berbagai aktivitas yang biasa dilakukan dalam dunia nyata. Kita bisa belajar, bekerja, bersosialisasi, tanpa perlu bertemu secara fisik dengan orang lain. 

Setelah menekankan pada interaksi manusia, kemudian metaverse memiliki beberapa elemen di dalamnya, seperti horizon, avatar, aktivitas virtual, privasi dan keamanan, dan lain sebagainya.

Meskipun tren metaverse sedang berkembang di tahun 2022, sebenarnya metaverse bukanlah ide baru. Metaverse tidak bisa didefinisikan secara pasti karena metaverse adalah dunia yang terbentuk tanpa ruang dan batas. Sudah banyak pula para sejarawan yang memprediksi terkait dengan lahirnya dunia baru yang didukung dengan kemajuan teknologi ini. 

Orang pertama yang memiliki gagasan nama metaverse adalah Neal Stephenson yang tertulis dalam novel karangannya Snow Crash, pada tahun 1992. Kajian mengenai metaverse ini tentunya bisa kita analisa melalui berbagai pendekatan teori yang relevan, misalnya dengan menggunakan teori modern dan postmodern. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline