Lihat ke Halaman Asli

Berisik Tapi Unik di Tengah Sawah

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1334025746525162755

[caption id="attachment_170881" align="aligncenter" width="640" caption="Kaleng bekas dengan kincir angin digantung dengan tali dan tiang bambu.(dok.pribadi)"][/caption] Sawah dengan padi yang mulai bermunculan bulir-bulir, merupakan hal yang ditunggu-tunggu oleh para petani. Artinya tidak lama lagi bulir itu akan menguning dan bisa dipanen. Sebuah hasil dari kerja keras menanam padi kurang lebih selama 110 hari. Padi yang mulai berbulir-bulir juga hal yang paling ditunggu para burung-burung pemakan biji. Hasil penantian atau hasil pencarian mereka terhadap bahan makanan untuk kelangsungan habitat burung. Maka petani dan burung bisa akan bermusuhan pada saat ini. Padi yang sudah mulai berbuah harus dijaga ekstra ketat dari para hama.  Di darat harus dijaga dari kawanan tikus, dan di udara dijaga dari kawanan burung pemakan biji. Dari pagi hingga sore, petani padi akan terus mengawasi area persawahan mereka. Berbagai cara dilakukan seperti memasang orang-orangan sawah (patung manusia dari rumput dipasang di tengah sawah) atau memasang tali-tali yang melintang di atas sawah beserta dengan rumbai-rumbainya. Bisa berupa rumbai tali atau gantungan kaleng-kaleng yang bisa berbunyi saat tali ditarik-tarik oleh penjaga sawah. Di beberapa tempat petani juga harus berteriak-teriak di tengah sawah, atau memukul-mukul kaleng bekas. Semua dilakukan untuk menghalau atau mengusir para burung yang hinggap di sawah dan memakan bulir-bulir padi. Di suatu desa di pinggiran Denpasar tepatnya di Kertalangu Denpasar, saya melihat sesuatu yang untuk saya unik. Alat bunyi-bunyian di sawah yang dirancang dengan teknologi tepat guna. Kenapa disebut tepat guna? Karena alat ini sederhana, murah biaya, mudah didapat bahan bakunya, dan efektif  sebagai penghasil bunyi-bunyian pengusir burung. Alat ini bisa menggantikan tenaga manusia yang harus teriak-teriak atau memukul-mukul kaleng bekas di pinggir sawah. Dan lagi dengan instalasi yang tepat, alat ini bisa menghasilkan bunyi secara terus menerus 24 jam selama ada angin berhembus. Bahan yang digunakan sangat sederhana. Terdiri dari kaleng bekas, bambu dan plastik bekas. Kaleng sebagai penghasil bunyi, bambu sebagai platformnya dan plastik bekas sebagai layar untuk baling-baling kincir. Alat seperti gambar di atas digantung dengan seutas tali di ujung tiang bambu dimaksud supaya bisa menyesuaikan dengan arah angin berhembus. Kincir terus berputar dan menggerakkan tongkat pemukul. Tongkat pemukul akan memukul pantat kaleng bekas dan menghasilkan suara. Sawah yang saya lihat ini di beberapa titik area sawah dipasang kincir seperti di atas. Satu petak sawah bisa dipasang 5-8 kincir pemukul kaleng. Dan lagi seperti terlihat di gambar, tak tampak tali-tali yang biasanya saling silang melintang di atas sawah, seperti sawah pada umumnya di daerah Jawa. Alhasil, dengan alat ini sangat efektif untuk mengusir burung-burung pemakan bulir padi. Meskipun bunyi yang dihasilkan alat ini sangat berisik karena jumlahnya banyak dan hampir di setiap petak sawah ada alat ini, tapi unik karena suara yang dihasilkan bisa terus-menerus tanpa henti karena hembusan angin. Kreatif  dan "kere" (miskin) aktif. Karena keterbatasan modal bisa memanfaatkan barang yang tak terpakai (sampah) menjadi berkah. Dan uniknya lagi, karena menggunakan plastik bekas yang berwarna-warna, terlihat di atas sawah terdapat hiasan-hiasan serupa dengan lampion kertas. Bedanya, ini adalah kincir angin berbagai warna. Terlebih lagi keberadaan dan kegunaan alat ini sangat membantu petani menghemat energi manjaga sawahnya dari kawanan burung. Salam dari Ubung Denpasar




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline