Lihat ke Halaman Asli

Adhia Risfa

Mahasiswa

Integrasi Ilmu Agama Dalam Ekologi: Harmonisasi Ilmu Untuk Menciptakann Alam Yang Berkelanjutan

Diperbarui: 18 Desember 2024   12:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: ForestDigest.com

Eksploitasi sumber daya alam yang dilakukan manusia secara terus menerus saat ini dapat menyebabkan kondisi semakin buruk sehingga dampak kerusakan tersebut dapat dirasakan langsung oleh manusia. Ekosistem keanekaragaman hayati yang seharusnya menopang kehidupan tidak dapat berjalan dengan baik. Ekologi yang merupakan bagian dari ekosistem alam harus dijaga agar tetap lestari. Dalam tulisan akan disajikan bagaimana ilmu ekologi dapat berintegrasi dengan ilmu agama.

Ekologi merupakan salah satu cabang ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme hidup dengan lingkungannya, termasuk biotik maupun abiotik. Ekologi juga menjelaskan bagaimana organisme saling berinteraksi sehingga dapat memengaruhi lingkungannya dan membentuk suatu ekosistem. Sedangkan, paradigma integrasi adalah suatu pemikiran yang menggabungkan berbagai ilmu untuk menciptakan pemahaman menyeluruh terhadap suatu masalah agar dapat digunakan untuk menjawab masalah tersebut.

Paradigma integrasi penting untuk digunakan karena memungkinkan pemahaman yang mendalam terhadap hubungan antar aspek yang berbeda, sehingga menghasilkan kebijakan yang lebih baik dan berkelanjutan. Ada tiga pendekatan epistimolgi islam yang dapat diterapkan untuk memahami suatu ilmu dalam paradigma tersebut.

  • Bayani
    Bayani merupakan pemikiran yang didasarkan pada kitab suci Al-Qur'an. Sehingga dalam hubungannya dengan ilmu ekologi dapat diartikan secara singkat untuk menjaga keseimbangan hubungan dengan alam sesuai dengan ajaran Al-Qur'an. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT didalam QS. Al-A'raf ayat 56. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

    وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَ رْضِ بَعْدَ اِصْلَا حِهَا وَا دْعُوْهُ خَوْفًا وَّطَمَعًا ۗ اِنَّ رَحْمَتَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِيْنَ

    "Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan."
    (QS. Al-A'raf 7: Ayat 56)
    Via Al-Qur'an Indonesia https://quran-apk.com
    Dalam tafsir klasik maupun modern ayat tersebut menekankan larangan untuk merusak bumi baik secara fisik maupun spiritual. Ayat ini juga menegaskan bahwa rahmat Allah SWT dekat dengan orang yang selalu berbuat baik bahkan sekecil apapun.

  • Burhani
    Dalam pendekatan burhani ini ilmu ekologi mengacu pada penggunaan akal dan pembuktian ilmiah untuk memahami alam dan menjaga lingkungannya. Ada beberapa contoh konkret yang dapat diambil dalam kehidupan sehari-hari berdasar pada ayat dalam pendekatan bayani diatas, seperti melestarikan alam dengan menjaga lingkungan dan tidak mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan. Karena, sejatinya tujuan manusia diciptakan Allah SWT sebagai khalifah di dunia ini untuk selalu melestarikan lingkungan sekitarnya. Kemudian, ketika kita berdoa dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan) akan mendorong manusia untuk tidak berbuat dosa, memberi semangat untuk  berbuat baik karena sesungguhnya rahmat Allah SWT sangat dekat dengan orang-orang yang selalu berbuat baik.

  • Irfani
    Pendekatan irfani menggabungkan nilai-nilai spiritual, etika, dan ilmu pengetahuan untuk menciptakan kehaarmonisan antara maanusia, alam, dan hubungannya dengan Allah SWT. Terdapat manfaat, nilai, inspirasi yang dapat diperoleh dalam pendekatan irfani ini.
    a. Kesadaran terhadap alam sekitar
    Tidak hanya memanfaatkan sumber daya alam, tetapi juga menjaga keseimbangan alam, mengurangi dan mencegah kerusakan lingkungan dan menggunakan energi terbarukan sebagai ikhtiar menjaga bumi.

    b. Motivasi spiritual untuk bertindak
    Berdoa dengan rasa takut dan berharap dapat memberikan keseimbangan emosional dalam hidup dan meningkatkan rasa tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan alam.

    c. Integrasi ilmu dan agama
    Al-a'raf ayat 56 menginspirasi pentingnya menggabungkan ilmu sains dan juga agama. Sehingga dapat melahirkan solusi yang inovatif dan etis untuk permasalahan yang berkelanjutan.

Harmonisasi ilmu dalam paradigma integrasi dan ekologi sejatinya adalah menggabungkan ilmu ekologi dengan nilai-nilai agama untuk menjaga keberlanjutan alam. Penerapan paradigma ini dapat membukakan jalan untuk menemukan solusi menciptakan kebijakann berkelanjutan berbasis ilmu sains dan agama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline