Lihat ke Halaman Asli

Sosiologi Keluarga dan Gender

Diperbarui: 9 Februari 2022   16:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 Karakteristik manusia adalah khas, dalam artian manusia memiliki pribadi dan jati diri yang berbeda antara satu individu dengan yang lainnya. Tak terkecuali dari segi interaksi, beberapa karakter dari individu yang berbeda tentunya akan menghasilkan interaksi sosial yang beragam di sekitar kita. 

Menyinggung tentang interaksi, maka cakupan utama yang dibahas adalah mengenai ilmu sosiologi. Tidak jauh dari namanya, istilah 'sosiologi' sangat erat kaitannya dengan interaksi dan kehidupan sosial manusia, baik itu individu dengan individu, individu dengan kelompok, bahkan kelompok dengan kelompok. 

Tulisan ini tidak akan fokus membahas mengenai apa itu sosiologi, tetapi saya akan coba mengupas mengenai salah satu dari banyaknya cabang ilmu sosiologi yang sangat menarik untuk di bahas, yaitu sosiologi keluarga dan gender, yang dimana konsepnya akan dibahas satu persatu. 

Apa itu keluarga? Berbicara mengenai konsep dari keluarga, beberapa ahli --bahkan bisa saja setiap orang memiliki pemikiran yang berbeda (tenang saja, disini semua pendapat akan tetap diterima). Akan tetapi, dari banyaknya definisi dari keluarga itu sendiri, penulis hanya akan mengutip 3 definisi yang masing-masingnya memiliki konsep berbeda. 

Berangkat dari definisi keluarga yang termaktub dalam UU No. 10 Tahun 1992, menjelaskan bahwa keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami-istri atau suami-istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. 

Sayekti, menjelaskan bahwa keluarga adalah sutu ikatan atau persekutuan atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama, atau seorang laki-laki atau perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak baik anak sendiri atau adopsi yang tinggal dalam sebuah rumah tangga. 

Kemudian, Salvicion dan Celis menjelaskan bahwa keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan setiap individu memiliki peran masing-masing.

Dari ketiga definisi keluarga tersebut, penulis menyimpulkan dua kata kunci yang dapat menjelaskan keseluruhan konsep dari sebuah keluarga, yaitu hubungan perkawinan dan hubungan emosional (yang mana ini adalah hal yang menarik). 

Ketika mendengar sebuah ikatan perkawinan antara dua individu (pasangan), tanpa berpikir pun orang-orang bisa dengan mudah mengklaim bahwa pasangan tersebut adalah sebuah keluarga, tanpa mengetahui bagaimana keadaan hubungan emosional antara dua individu tersebut. 

Namun lain halnya apabila kita berbicara dari perspektif utama hubungan emosional itu sendiri. Katakanlah seperti yang terjalin antara si A dan si B, orang lain belum tentu bisa menyebutkan bahwa si A dan si B adalah keluarga, meskipun sebenarnya si A dan si B ini sudah saling menganggap satu sama lain sebagai keluarga meskipun tidak terikat hubungan darah ataupun hubungan yang resmi seperti penikahan yang diakui oleh negara dan disahkan oleh agama. 

Sekarang apabila seseorang berkata, "Ani dan Ina mereka itu tidak bukan keluarga, mereka hanya tinggal di panti asuhan yang sama sejak bayi," pernyataan tersebut tidak dapat 100% dibenarkan, karena terdapat konsep "hubungan emosional" juga yang dapat melandasi dua individu atau lebih dikatakan atau mendeklarasikan diri sebagai keluarga. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline