Lihat ke Halaman Asli

Harapan Vs Kenyataan

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ambisi dan harapan seandainya seiring sejalan, alangkah indahnya hidup ini. Seandainya seiring sejalan belok dikit, masih okelah....tapi kalo udah seiring salah jalan nah baru deh kebingungan mau gimana..betul gak??

Ada sebuah kenyataan di kota saya, seseorang yg pada mulanya seorang model di Jakarta, (gosipnya sih punya kekasih sesama jenis) entah bagaimana ceritanya berbalik profesi banting setir jadi politikus..dengan dibungkus idealisme membela serta memperjuangkan adat dan agama bahkan penyambung lidah proklamator (claim pribadinya sih). Pada pemilu legislatif 09 kemarin gagal dengan mengendarai partai gurem yang katanya partai aslinya sang proklamator, namun dengan tetap tebal muka meng claim dirinya berhasil walaupun partainya tereliminasi (he..he..bahasanya AFI). Bukan saja mengclaim telah berhasil, malahan sekarang lagi berusaha menambah nama aslinya (yang diberikan orang tuanya dengan penuh kasih) dengan sejuta gelar yang sangat membelalakkan mata (bagi yang baca tentunya)...kenapa saya berkata "bagi yang baca", karena hampir setiap hari dikoran daerah saya beliau ini tayang dengan berjabat tangan dengan menteri A atau B, meresmikan ini itu, mendampingi orang2 penting, namun yang saya yakin 100% tidak pernah baca dan tahu sejuta gelar yang mengiringi nama tokoh saya ini saat bertemu mereka...he...he...ketipu deh do'i..

Di daerah saya, ada pepatah "de ngaden awak bise"  yang artinya "jangan selalu mengira diri kita pintar" jadi nggak berarti, dengan memanfaatkan sifat orang di daerah kami yaitu "koh ngomong" yang artinya "malas ah ngurusin/ngomongin, semua orang kan punya karma masing2". Jadinya seperti yang bisa dilihat...dapat bacaan koran yang bikin muntah dari hari ke hari.....

Gimana ya kira2 akhir dari kisah kenyataan ini.....tanyakan pada rumput yang bergoyang (pinjem text lagu nya kang ebiet). Yang pasti kalo tercapai harapan beliau ini, dunia betul2 udah GILA, atau kali saya yang udah pantes pensiun jadi pengagum pepatah "de ngaden awak bise" dan teori padi "makin berisi makin merunduk"

Capek deh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline